Berita Ciamis (harapanrakyat.com).- Akibat hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada Rabu (8/1/2020), mengakibatkan dinding rumah milik Edi Suhendi, di Dusun Bantardengdeng, Desa Patakaharja, Kecamatan Rancah, ambruk Kamis (9/1/2020) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB.
Ketua Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana atau Tagana Kabupaten Ciamis, Ade Waluya, membenarkan kejadian tersebut.
Kata dia, selain karena faktor cuaca (hujan), dinding rumah milik Edi sudah lapuk termakan usia. “Sudah lapuk, ditambah hujan terus mengguyur wilayah tersebut, akibatnya dinding rumah Edi ambruk,” ujarnya.
Dinding rumah yang ambruk tersebut, berukuran cukup besar, yakni lebar 4 meter dan tinggi 3 meter. “Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ambruknya dinding rumah tersebut, namun pemilik rumah mengalami kerugian jutaan rupiah,” katanya.
Sementara ini lanjut Ade Waluya, penghuni rumah mengungsi karena takut bagian dinding rumah lainnya ikut ambruk. “Mudah-mudahan ada bantuan untuk perbaikan rumah korban, baik dari pemerintah daerah ataupun agnia,” tandasnya.
Sebelumnya Dua Rumah di Rancah dan Tambaksari Ambruk
Diberitakan sebelumnya, akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Ciamis, Rabu (8/1/2020) kemarin, membuat dua rumah di Kecamatan Rancah dan Tambaksari, ambruk.
Di Rancah, rumah yang ambruk adalah milik Karsih warga Dusun Bojong Jaya, RT 03 RW 07 Desa Kiarapayung, Kecamatan Rancah. Rumah korban nyaris rata dengan tanah.
“Sementara ini, korban mengungsi ke rumah kerabat terdekatnya,” ujar Ade Waluya, Ketua FK Tagana Kabupaten Ciamis.
Karsih sendiri mengaku syok dengan musibah yang menimpa dirinya. Betapa tidak, satu-satunya rumah yang dia miliki, ambruk rata dengan tanah.
“Mudah-mudahan ada bantuan dari pemerintah, untuk membangunkan rumah saya,” katanya.
Selain di Rancah, rumah seorang janda bernama Tini di Dusun/Desa Kadupandak, RT 05 RW 07, Kecamatan Tambaksari juga mengalami ambruk, Rabu (8/1/2020) petang.
Camat Tambaksari, Dadang Heryana, mengatakan, diduga rumah Tini ambruk karena tak kuat menahan beban akibat terus menerus diguyur hujan dengan waktu yang lama.
“Selain itu, rumah Tini juga terdampak pergerakan tanah pada tahun 2019 kemarin, sehingga ketika intensitas hujan tinggi tanah yang labil tersebut menyebabkan rumahnya ambruk,” ungkapnya.
Kata Dadang, rumah Tini berukuran 8X6 meter, selama ini ditinggali bersama dua orang anaknya karena suaminya sudah lama meninggal dunia.
“Untuk sementara ini, Tono dan kedua anaknya mengungsi ke rumah kerabatnya,” tandasnya. (Jujang/R8/HR Online)