Study obat Alzheimer telah dilakukan para peneliti dari Amerika Serikat belum lama ini. Terdapat dua obat eksperimental untuk penyakit Alzheimer.
Obat tersebut dikenal dengan istilah CMS121 dan J147. Obat dapat membantu meningkatkan daya ingat serta memperlambat degenerasi sel-sel otak.
Study Obat Alzheimer, Bisa Hambat Penuaan
Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal eLife, CMS121 dan J147 juga bermanfaat untuk menghambat penuaan.
Pamela Maher, seorang ilmuwan staf senior di Salk Institute for Biological Studies Amerika mengatakan bahwa studi lebih lanjut untuk memvalidasi ke dua senyawa ini. Jadi tidak hanya sebagai obat Alzheimer saja. Akan tetapi juga berpotensi untuk efek anti penuaan.
Dilansir dari Times Now News pada Kamis 12 Desember kemarin, dalam study obat Alzheimer ini menjelaskan bahwa para peneliti telah melakukan eksperimen. Tikus yang usianya masih muda dipakai untuk eksperimen tersebut.
Tikus-tikus ini diberi CMS121 atau J147 dimulai dari umur sembilan bulan. Umur tersebut setara dengan umur paruh baya pada manusia.
Selang 4 bulan, tim peneliti menguji tentang daya ingat dan perilaku hewan. Mereka juga menganalisis penanda genetik dan molekuler yang terdapat di otak tikus. Tes memori dilakukan kepada tikus yang belum menerima pengobatan.
Secara khusus, ekspresi gen yang terkait dengan struktur produksi energi sel atau mitokondria dapat dipertahankan CMS121 dan J147 dengan penuaan.
“Secara garis besar CMS121 dan J147 merupakan senyawa yang bisa mengubah molekuler yang berhubungan dengan penuaan,” imbuh Maher.
Eksperimen yang lebih detail menunjukkan jika kedua obat tersebut mempengaruhi mitokondria. Pengaruh ditunjukkan dengan meningkatnya kadar kimia asetik koenzim A atau asetil koA.
Study Obat Alzheimer, Penyebab Alzheimer
Penyakit Alzheimer merupakan kondisi kronis neurodegeneratif. Selain itu juga menjadi salah satu penyebab utama demensia atau gangguan secara berkelanjutan dari proses mental.
Ditandai dengan adanya gangguan penalaran serta memori. Berdasarkan study obat Alzheimer gejala awal dari penyakit ini adalah kehilangan memori jangka pendek.
Usia tua merupakan faktor resiko paling besar penyakit Alzheimer. Pada usia di atas 65 tahun seseorang yang terkena penyakit ini dapat beresiko hingga dua kali lipat setiap lima tahun.
Penyebab penyakit ini secara spesifik masih diperdebatkan oleh para ahli. Penyebab dari faktor genetika hanya diperkirakan sekitar 5% saja.
Dari hasil penelitian menunjukkan jika penyakit Alzheimer dapat diwariskan ke anak hingga 79%, dari orang tua yang mengidap penyakit tersebut.
Penyakit warisan ini mempunyai sifat yang dominan. Kemungkinan dapat terjadi sebelum usia 65 tahun. Kemungkinan lain timbulnya penyakit ini juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Jika dipadukan antara faktor lingkungan dengan faktor resiko genetik, maka resiko dapat terjadi pada beberapa anggota keluarga.
Penyebab lain penyakit ini tetap jadi sekedar hipotesis. Salah satu yang paling umum yakni hipotesis kolinergik. Hipotesis kolinergik ini dipicu oleh berkurangnya produksi asetilkolin dan neurotransmiter.
Study Obat Alzheimer, Gejala Alzheimer
Penyakit Alzheimer sering kali tidak langsung didiagnosis. Hal ini dikarenakan Alzheimer lebih sering divonis sebagai tanda stres atau penuaan secara alami. Untuk itu, perlu dilakukan study obat Alzheimer agar dapat mengatasinya.
Gejala awalnya sangat sulit untuk dideteksi. Kesulitan secara kognitif ringan tidak dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memastikan seseorang menderita Alzheimer.
Diperlukan waktu hingga 8 tahun untuk memantau penyakit ini berkembang atau tidak. Sehingga profesional medis akan mendapatkan kepastian sepenuhnya.
Gejala awal Alzheimer meliputi kesulitan untuk mengingat dan gangguan saat belajar secara meningkat. Beberapa pasien juga tidak mampu untuk mengenali informasi sensorik tertentu.
Misalnya saja bentuk, aroma, suara dan masih banyak lagi. Selain itu juga kemampuan berfikir abstrak yang terbatas, permasalahan pada memori dan kurang fokus.
Gejala Buruk Pasien Alzheimer
Kasus lainnya bahkan pasien Alzheimer mengalami penurunan kelancaran berbicara. Disamping itu, keterampilan motorik halus juga menurun.
Saat penyakit sudah berkembang, pasien dapat mengamati gejala buruknya. Rasa lelah akan mudah timbul.
Kemungkinan lebih buruk lagi pasien apatis akan hal-hal yang dia pedulikan. Pasien Alzheimer stadium lanjut tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari sendirian. Untuk itu perlu bantuan orang lain.
Study obat Alzheimer terus dikembangkan oleh para peneliti guna membantu menghambat penuaan, meningkatkan daya ingat serta memperlambat degenerasi sel-sel otak. (R10/HR-Online)