Spesies cumi-cumi baru dengan karakter yang unik, lucu dan imut telah ditemukan oleh ilmuwan. cumi-cumi merupakan hewan yang menggemaskan. Namun saat memburu mangsa, hewan tersebut sangat licik.
Fakta Spesies Cumi-cumi Baru
Cumi-cumi termasuk dalam kelompok hewan berekor atau bobtail squid. Spesies cumi-cumi baru ini ditemukan di perairan tropis Okinawa, Jepang.
Dalam jurnal Communications Biology pada Rabu 11 Desember 2019, penelitian dan penemuan spesies cumi-cumi tersebut telah diterbitkan.
Spesies baru ini dinamakan dengan Euprymna brenneri. Penamaan ini dilakukan untuk menghormati mendiang Dr. Sydney Brenner. Beliau merupakan salah satu pendiri dari Okinawa Institute of Science and Technology Graduate University atau OIST.
Tim laboratorium miliknya akan membantu mengidentifikasi cumi-cumi tersebut. Dr. Brenner telah dikenal sebagai seorang ahli genetika molekuler. Penelitiannya mengenai cacing nematoda mengakibatkan wawasan kritis dalam genetika dan penyakit pada manusia.
Baca juga: Penemuan Spesies Hiu Baru Bikin Takjub Ilmuwan, Bisa Bercahaya
Selain itu, Dr. Brenner juga dikenal sebagai pecinta cephalopoda. Sehingga pemberian nama spesies terbaru tersebut diharapkan dapat dijadikan apresiasi kepada Dr. Brenner.
Ukuran cumi-cumi yang kecil membuatnya nampak imut. Cumi-cumi diperkirakan mempunyai ukuran 1 sampai 8 sentimeter.
Ternyata spesies cumi-cumi baru itu mempunyai hubungan yang menarik dengan bakteri Luminescent.
Berdasarkan kutipan dari IFL Science, diketahui bahwa Euprymna brenneri mempunyai organ yang mirip dengan kantong. Di dalamnya berisi bakteri Vibrio fischeri.
Sebagai binatang nokturnal, cumi-cumi ini menyamarkan diri dengan memanfaatkan cahaya. Sehingga, mereka dapat memburu mangsa dengan mudah tanpa perlu takut akan ketahuan.
Molekul yang terdapat dalam tubuh dapat memancarkan warna biru. Para mangsa pun akan mendekat karena tertarik dengan warna tersebut.
Saat mangsa lengah, spesies cumi-cumi terbaru tersebut akan menyelinap ke bawah agar dapat memangsanya.
Anatomi Spesies Cumi-cumi Baru
Cumi-cumi merupakan kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut. Cepahlopoda berasal dari bahasa Yunani yang berarti kaki dan kepala.
Hal tersebut merupakan bentuk dari kaki cumi-cumi yang terpisah menjadi beberapa jumlah tangan yang melingkar pada bagian kepala.
Cumi-cumi dipisahkan dengan mempunyai kepala yang berbeda. Spesies ini termasuk golongan hewan invertebrata atau tidak memiliki tulang belakang.
Salah satu spesies cumi-cumi baru Euprymna brenneri dapat mengeluarkan cahaya. Organ tubuh yang dapat memancarkan cahaya tersebut terletak pada ujung suatu juluran panjang yang menonjol ke bagian depan.
Penyebab adanya cahaya ini karena peristiwa luminasi yang terjadi pada cumi-cumi. Cairan akan disemprotkan apabila dirinya merasa terganggu.
Cumi-cumi Berukuran Besar
Cumi-cumi mempunyai ukuran kecil dan tidak mengganggu manusia. Namun, yang berukuran besar dapat menjadi ancaman berbahaya bagi para penyelam. Cumi-cumi mempunyai tubuh berbentuk pipa. Kepalanya pun berkembang dengan sempurna.
Sejumlah tangan yang panjang digunakan sebagai penghisap. Tangan-tangan ini mempunyai manfaat untuk menjerat mangsa.
Baca juga: Kulit Dinosaurus Asli Setebal Baja Ditemukan, Milik Spesies yang Pintar Berkamuflase?
Kemudian mangsa akan dirobek menggunakan rahangnya yang kuat. Rahang tersebut mirip dengan paruh binatang.
Spesies cumi-cumi baru menghisap air lewat rongga pusat tubuhnya dan rongga mantel. Kemudian memaksanya keluar melewati pembuluh yang lentur atau biasa disebut sifon.
Sifon tersebut terletak di bagian belakang. Oleh karena itu, pancaran air akan mendorong cumi-cumi berenang mundur.
Sirip cumi merupakan dua perluasan mantel yang menyerupai cuping. Kegunaannya untuk mengemudikan tiap pergerakannya.
Mata cumi-cumi seperti mata manusia, namun tidak memiliki kelopak. Mempunyai tiga jantung serta darahnya berwarna biru.
Baca juga: Spesies Hewan Baru yang Berhasil Diidentifikasi Sepanjang 2019
Dari kedua jantung terletak di dekat masing-masing insang. Dengan demikian, mereka dapat memompa oksigen hingga bagian tubuh yang sedang istirahat dengan mudah. Hal itu sudah menjadi ciri spesies cumi-cumi baru maupun cumi-cumi biasanya.
Pokok sistem yang dimiliki cumi-cumi adalah pernafasan senyawa tembaga. Berbeda halnya dengan manusia.
Manusia memiliki pokok sistem pernafasan senyawa besi. Akibatnya jika ditutup di permukaan yang terdapat air panas, cumi-cumi bisa mati karena akan lemas.
Pada umumnya, banyak cumi-cumi yang mengubah warna tubuhnya. Dari warna coklat dapat berubah menjadi ungu, kuning dan merah. Hal tersebut sebagai kamuflase supaya terhindar dari ancaman para pemangsanya.
Euprymna brenneri juga bisa menyamarkan diri sekaligus memancarkan cahaya biru. Spesies ini akan menyatu dengan warna air laut. Pemangsa akan sulit mengamati keberadaan cumi-cumi jika hampir sama dengan warna air laut.
Spesies cumi-cumi baru yang ditemukan di Okinawa, Jepang merupakan cumi-cumi berekor atau ordo Sepliolida. (R10/HR-Online)