Planet permen kapas, mungkin terdengar seperti makanan kesukaan anak-anak. Namun, julukan tersebut ditujukan untuk planet kelas muda yang unik dan langka.
Baca juga: Bulan Tidak Mengorbit Bumi? Banyak Hal Mengerikan Akan Terjadi
Exoplanet ini mempunyai kepadatan seperti permen kapas. Kepadatan tersebut sangat berbeda, tidak seperti halnya pada tata surya kita.
Perkiraan Massa dan Ukuran Planet Permen Kapas
Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA memberikan data mengenai petunjuk kimiawi dua planet permen kapas ini. Planet tersebut berada di sistem Kepler 51 dan merupakan planet ekstra.
Teleskop luar angkasa Kepler NASA tahun 2019 telah menemukan tiga kepulan super yang mengorbit bintang seperti halnya matahari. Barulah pada tahun 2014, kepadatan planet ini dapat ditentukan berupa kepadatan rendah.
Baca juga: Garis Harimau di Bulan Saturnus, Misteri Aneh yang Kini Terpecahkan
Tim astronom melalui pengamatan dari Hubble, baru-baru ini dapat memperbaiki mengenai ukuran dan massa tentang exoplanet ini. Mereka dapat mengidentifikasi penyebab planet ini menjadi membengkak.
Hidrogen atau helium yang terdapat pada planet permen kapas sangat besar, sehingga menjadikannya mempunyai ukuran hampir sama dengan Jupiter.
Akan tetapi, massa yang dimiliki tidak lebih dari beberapa massa dari planet kita. Dapat disimpulkan bahwa planet-planet ini massanya seratus kali lebih ringan dari Bumi, meskipun besarnya hampir sama dengan Jupiter.
Komponen Planet Permen Kapas
Tim astronom menggunakan Hubble untuk menemukan komponen di planet tersebut. Terutama pada air yang berada di atmosfer, disebut dengan istilah Kepler 51 b dan 51 d.
Baca juga: Planet Kesembilan, Ilmuwan Temukan Data Baru
Kepler melakukan pengamatan saat mereka melintas di depan bintang agar infamerah matahari terbenam dapat terlihat. Menurut kesimpulan para astronom, jumlah cahaya yang diambil oleh atmosfer bergantung cahaya inframerah.
Dengan demikian, akan ditemukan tanda-tanda mengenai konstituen kimia dari planet permen kapas ini. Misalnya saja mengenai air.
Selain itu, ditemukan juga spektra dari kedua planet tersebut dan mempunyai tanda bahan kimia. Para ilmuwan mengaitkan hasil dengan awan partikel yang cukup tinggi di bagian atmosfernya.
Planet-planet ini mempunyai awan dengan kandungan kristal garam atau kabut fotokimia. Sangat berbeda dengan awan air di Bumi.
Awan ini menunjukkan bahwa Kepler 51 b dan 51 d terbentuk secara menumpuk. Sehingga planet mempunyai massa yang rendah dan mempunyai gas yang banyak.
Saat dibandingkan dengan spektra datar dari kepulan super saat melawan spektrum dari planet lain, Kepler 51 b dan 51 d bisa mendukung hipotesis jika awan terbentuk berdasarkan suhu dari planet tersebut.
Planet Permen Kapas akan Terlihat Seperti Neptunus
Perubahan waktu orbit oleh gaya tarik gravitasi antar planet. Dari perubahan periode orbit, massa planet akan turun.
Tim akan membatasi massa dan dinamika sistem dari planet dengan menggabungkan transit pengamatan teleskop luar angkasa Kepler. Bisa pula dengan menggabungkannya dengan variasi waktu saat planet melintasi bintangnya.
Menurut pengukuran Kepler 51 b hasil pengukuran tepat. Namun, pada Kepler 51 d kurang masif dari perkiraan.
Dengan demikian, tim menyimpulkan jika kepadatan rendah dari planet, sebagian merupakan konsekuensi usia 500 juta tahun atau usia muda sistem. Sangat jauh bila dibandingkan dengan usia matahari 4,6 miliar tahun.
Pada model menyarankan jika planet ini berasal di luar garis salju bintang. Daerah orbitnya sangat memungkinkan bagi bahan es untuk bertahan.
Planet permen kapas ini lalu akan berpindah ke dalam. Seperti halnya serangkaian mobil yang berbaris.
Baca juga: Titan Bulan Planet Saturnus Sudah Punya Peta Geologis, Begini Penampakannya
Planet yang dekat dengan bintangnya, memiliki atmosfer dengan kerapatan yang rendah. Sehingga mudah menguap ke angkasa dalam tempo miliaran tahun ke depan.
Kepler 51 b merupakan planet yang terdekat dengan bintang. Hal ini ditunjukkan oleh model evolusi planet.
Dalam waktu satu miliar tahun lagi, Planet permen kapas akan terlihat seperti Neptunus yang lebih panas dan kecil.
Sementara, Kepler 51 d yang lebih jauh dari bintang akan mempunyai kepadatan yang rendah. Meskipun akan kehilangan sejumlah atmosfer dan dapat menyusut pula.
Tapi menurut perkiraan, semua tidak akan menghilang sehingga masih bisa menentukan atmosfer pada kedua planet.
Di masa mendatang, akan digunakan James Webb Space Teleskop milik NASA yang lebih peka saat mengikuti panjang gelombang inframerah. Bahkan dapat memantau melalui lapisan awan.
Sampai saat ini, planet permen kapas masih menjadi misteri. Diharapkan pengamatan selanjutnya dengan menggunakan teleskop baru akan memberikan wawasan yang lebih akurat. (R10/HR-Online)