Berita Otomotif, (harapanrakyat.com).- Busi memiliki fungsi penting yang membuat percikan pada bunga api listrik. Ini kemudian digunakan untuk pembakaran bahan campuran sampai pada udara di ruang pembakaran.
Busi biasanya bekerja dengan suhu sekitar 400 C⁰ bahkan mencapai 800 C⁰. Adapun busi tergolong menjadi 2, yaitu busi dingin vs busi panas.
Busi Panas Atau Hot Type Spark Plug
Busi Panas Atau Hot Type Spark Plug merupakan suatu komponen yang memiliki kemampuan untuk melepas panas dan mudah panas.
Busi panas sangat tidak cocok bekerja di temperatur dengan ruang mudah terbakar. Namun sebenarnya, busi ini sangat cocok jika dipadukan dengan kendaraan standar atau sesuai dengan pembuatan busi di pabrik tersebut.
Jika pada temperatur di ruang bakar telah mencapai 850⁰, maka terjadi proses yang dinamakan dengan “pre-ignition”. Artinya bahan bakar secara otomatis menyala bahkan sebelum busi tersebut mengenai percikan bunga api.
Apabila busi berubah warna menjadi putih pucat, hal ini dinamakan dengan “overheating” atau pemanasan yang cukup ekstrim.
Busi Dingin Atau Cold Type Spark Plug
Busi yang dingin akan memudahkan melepaskan panas. Busi ini kebalikannya dari busi panas, karena mampu bekerja pada ruang bakar dengan temperatur rendah.
Selain itu, busi ini sangat cocok digunakan oleh pembalap yang telah memodifikasi mesinnya. Namun jika ruang bakar di bawah 400⁰, maka akan terjadi “carbon fouling”.
Jika bahan bakar tidak bisa terbakar dengan sempurna, maka bahan bakar tersebut akan terus- menerus menumpuk di busi, sehingga busi akan menghitam.
Proses penumpukan yang mengendap pada karbon, jika dibiarkan akan berubah menjadi kerak dan menjadi keras. Hal ini dapat menyebabkan “detonasi” dan “knocking” atau sebuah ledakan.
Komponen Pada Busi
Jika kita telah mengetahui perbandingan busi dingin vs busi panas, maka komponen di dalamnya.
Di dalamnya, terdapat keramik insulator, terminal, casing, elektroda tengah, resistor, glass seal, nose insulator, copper core, centre electrode bahkan ground elektrode hingga elektroda negatif.
Oleh sebab itu, jika busi bekerja di ruang bakar pada suhu yang memiliki tekanan tinggi, maka temperaturnya juga akan menjadi panas secara drastis, kemudian beralih ke dingin secara terus-menerus.
Selain itu, busi harus bisa tahan dengan getaran maupun tekanan yang keras, sehingga busi dibuat dari bahan yang tahan terhadap perubahan suhu yang terlalu tinggi.
Dengan mengetahui perbedaannnya busi dingin vs busi panas, maka Anda akan mengetahui kegunaan dari masing-masing busi tersebut.
Jika Anda ingin mengetahui type busi, dapat dilihat dengan angka heat range yang terdapat pada spesifikasi teknis atau kode pada busi tersebut.
Jika angkanya semakin besar maka dapat dipastikan termasuk dalam kategori busi dingin, begitu juga sebaliknya. (Deni/R4/HR-Online)