Pengalaman sembuh dari asma bisa jadi inspirasi bagaimana seseorang bisa lepas dari belenggu penyakit ini. Apalagi penyakit asma kabarnya belum ada obatnya hingga saat ini sehingga pengobatan lebih untuk meredakannya.
Asma merupakan penyakit kronis menahun yang menyerang saluran pernapasan. Gangguan ini berupa sesak atau kesulitan bernapas akibat peradangan yang menyebabkan penyempitan saluran pernafasan.
Penyakit ini bisa terjadi semua usia, baik anak-anak ataupun orang tua. Penyakit ini dipicu oleh berbagai faktor, dari debu, asap rokok, udara dingin, bulu binatang tertentu, paparan zat kimia, ataupun karena infeksi virus.
Selain kesulitan saat bernapas, penderita asma biasanya mengalami mengi, batuk, ataupun nyeri dada. Penderita asma biasanya dicirikan dengan adanya alat hisap bantu pernafasan yang selalu setia menemaninya.
Berhubung belum ada obatnya hingga saat ini, penanganan asma yang diberikan masih sebatas guna menekan dan mencegah serangan kambuhan asma. Bisa juga dengan belajar dari pengalaman sembuh dari asma yang pernah terjadi.
Faktor Risiko dan Penyebab Penyakit Asma
Serangan asma biasanya terjadi saat ada zat atau bahan alergi masuk dalam pernafasan. Hal ini akan membuat paru-paru segera merespon dengan menegangnya otot-otot bronchial dan keluarnya lendir.
Dengan peradangan yang terjadi akan menyebabkan saluran pernafasan mengecil. Kondisi inilah yang membuat penderita mengalami kesulitan untuk bernafas, termasuk dengan keluarnya suara mengi.
Ada anggapan bahwa asma merupakan penyakit turunan. Benarkah demikian? Penelitian di Amerika Serikat menyimpulkan bahwa anak dari ayah atau ibunya menderita asma mempunyai risiko 3 kali lebih besar menderita asma ketimbang keluarga normal.
Bahkan potensi penyakit ini bisa meningkat hingga 6 kali lebih besar jika baik ayau ataupun ibunya semuanya menderita penyakit ini. Faktor risiko terkena asma memang lebih besar yang diturunkan dari orang tua.
Namun risiko ini sebenarnya bersifat potensial. Walaupun orang tuanya menderita penyakit ini namun anaknya tidak serta merta akan menderita asma. Begitu juga orang tua normal tidak membuat anaknya terbebas dari risiko asma.
Penyakit asma lebih dikarenakan kondisi paru-parunya yang hiper reaktif atau peka terhadap zat, bau, atau kondisi tertentu. Salah cara menyembuhkan asma agar tidak kambuh lagi adalah mengenali penyebab asma atau faktor risikonya.
Belajar dari Pengalaman Sembuh dari Asma
Tak sedikit pengalaman sembuh dari asma yang diperlihatkan para penderita penyakit ini agar lepas dari penyakit yang dideritanya.
Seperti seorang anak yang menderita asma sejak kecil dan harus selalu diawasi dokter. Namun ketika di sekolah dan diajak berlari dalam pelajaran olahraga, tanpa sengaja dia malah merasa segar dan tidak sesak.
Sejak peristiwa itu si anak rajin lari pagi setiap hari. Setelah beberapa bulan berolahraga dengan hati yang riang, dokternya dibuat terkejut. Hasil rontgen paru-parunya bersih tanpa flek dan tidak ada lagi serangan asma.
Begitu juga pengalaman sembuh dari asma lainnya saat terjadi gempa bumi 2006 di Yogyakarta. Seorang pengungsi yang menderita asma justru merasa kaget sekaligus gembira. Apa yang terjadi?
Yaps, ini karena di tempat pengungsian yang dikelilingi banyak debu malah tidak menyebabkan dia terserang asma. Padahal selama ini dia sangat menghindari debu yang menjadi pemicu kambuhan asmanya.
Dari penuturannya, saat gempa hebat terjadi yang merobohkan rumahnya mendorongnya melompat dari lantai atas ke lantai bawah rumahnya yang lumayan tinggi. Ini dilakukannya secara refleks.
Mungkin karena dorongan refleks dibarengi keterkejutan itulah yang membuatnya terhindar dari runtuhan rumah sekaligus sembuh dari asma yang dideritanya. Meskipun lompatan itu membuat kakinya terkilir.
Pengalaman sembuh dari asma seperti dipaparkan di atas memang bersifat sangat personal dan berbeda untuk setiap penderita. Namun semoga pengalaman itu bisa menginspirasi bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya, termasuk asma. (R9/HR-Online)