Mitos seputar kesehatan anak banyak dipercaya oleh kalangan ibu-ibu dan orang tua pada umumnya. Padahal mitos-mitos tersebut tidak semuanya benar.
Keinginan orang tua untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya membuat para orang tua terdorong untuk melakukan langkah yang dikiranya penting. Salah satunya termasuk ketika anak sedang sakit.
Namun, tidak semua langkah yang dicoba oleh orang tua membuat si anak kembali sehat. Orang tua yang termakan mitos seputar kesehatan justru malah bisa memperburuk kondisi anak yang sedang sakit.
Mitos Seputar Kesehatan Anak yang Perlu Dipahami Bunda
Apa saja mitos seputar kesehatan anak yang sudah tak perlu lagi dipercaya oleh para orang tua? Berikut penjelasannya.
Saat Demam Berarti Anak sedang Tumbuh Gigi
Memang, tidak selamanya ketika anak demam berarti sedang tumbuh gigi. Suhu tubuh saat anak tumbuh gigi tidak akan lebih dari 38 derajat celcius.
Namun, saat anak Anda demam disertai gejala lainnya, bawalah anak ke dokter untuk pertolongan pertama. Bisa jadi demam diakibatkan infeksi atau ada penyakit lainnya.
Anak Mimisan, Hidungnya Disumbat Daun Sirih
Penanganan saat darah keluar dari hidung anak atau mimisan ini salah kaprah. Jangan sampai Anda mengikutinya dengan mendongakkan kepala anak lalu menyumbat hidungnya dengan daun sirih.
Mimisan pada anak bisa terjadi lantaran trauma, alergi, pengaruh cuaca ekstrim, infeksi atau gejala penyakit tertentu. Namun, sering ada yang bilang mimisan terjadi karena anak kelelahan. Ini juga salah.
Mitos seputar kesehatan anak saat mimisan, banyak orang tua yang percaya cara menanganinya dengan menyumbat hidung si anak menggunakan daun sirih atau kapas, sambil didongakkan kepalanya. Hal ini justru tidak boleh dilakukan.
Cara mengatasi mimisan pada anak, adalah dengan menekan hidungnya beberapa saat sambil dudukkan anak dengan tegak. Kepala anak tidak boleh mendongak ke atas.
Jika kepala didongakkan ke atas, nantinya darah akan masuk ke saluran pernapasan bahkan ke saluran pencernaan dan organ lainnya. Ini tentu sangat berbahaya, karena bisa jadi sumber penyakit.
Anak Kejang Beri Secangkir Kopi
Saat anak tiba-tiba kejang, ada anjuran agar diberi secangkir kopi. Padahal salah satu mitos seputar kesehatan anak ini salah besar, lantaran kopi tidak akan bisa menghentikan kejang-kejang pada anak.
Kejang pada anak usia 6 bulan sampai usia 5 tahun biasanya disebabkan oleh virus. Atau bisa lantaran kesehatan anak terganggu. Umumnya, kejang pada anak terjadi karena demam yang sangat tinggi.
Karena itu, jika Anda nekad memberikan kopi saat anak kejang-kejang, yang terjadi justri metabolisme tubuhnya akan kacau. Padahal anak-anak ini tubuhnya rentan karena dalam masa pertumbuhan.
Turunkan Demam dengan Mengompres Pakai Air Dingin atau Es
Orang tua saat menghadapi anak demam biasanya mengompres dengan air dingin atau air es. Maksudnya untuk menurunkan panas anak. Padahal jika melakukan salah satu mitos seputar kesehatan anak ini, justru bisa membuat anak mengalami demam tinggi.
Selain itu, mengompres kening anak dengan air dingin saat demam tinggi akan membuat pori-pori tertutup, akibatnya perpindahan suhu tuh pun terhambat.
Jadi, saat anak Anda demam, lebih baik kompres dengan air hangat. Kain kompresan juga bisa diletakkan di bagian-bagian lipatan tubuh seperti ketiak untuk penanangdanan demam.
Hal yang harus Anda hindari saat demam melanda anak adalah memakaikan selimut atau baju tebal. Ketika anak demam buatlah anak nyaman.
Mandi Saat Cacar Air Dilarang
Ini merupakan salah satu mitos seputar kesehatan anak. Saat anak terkena cacar justru diharuskan mandi dengan air mengalir dengan sabun. Tujuannya untuk menjaga kebersihan tubuh.
Namun, Anda juga harus melihat kondisi anak. Jika seandainya tidak memungkinkan untuk mandi lantaran selain cacar juga demam, maka sebaiknya tak perlu memaksa anak untuk mandi.
Saat cacar, larang anak untuk menggaruk kulitnya. Hal ini dilakukan agar tak menjadi bekas di kulit. Cacar akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1 sampai 2 minggu. Selama itu, jagalah daya tahan tubuhnya dengan konsumsi vitamin.
Itulah mitos seputar kesehatan anak yang tak perlu Anda percaya lagi. Tangani sakit anak dengan tepat. Salah penanganan akan membuat sakitnya bertambah parah. (Ndu/R7/HR-Online)