Manfaat diet intermiten jadi trend gaya hidup sehat sepanjang tahun 2019. Banyak manfaat diet intermiten yang bisa didapat, mulai turunkan berat badan hingga autoimun kronis.
Puasa intermiten atau puasa beberapa jam saja dalam sehari menjadi tren dalam dunia kesehatan, seiring metode puasa yang kian populer sehingga semakin banyak pula penelitian yang muncul.
6 Manfaat Diet Intermiten
Dirangkum dari berbagai sumber, Jum’at (27/12/2019), sedikitnya ada 6 manfaat yang bisa didapat jika kita melakukan puasa intermiten. Berikut ini penjelasannya;
Turunkan Berat Badan
Hasil sejumlah penelitian menunjukkan tak ada perbedaan antara puasa atau diet intermiten dengan metode diet yang membatasi konsumsi kalori dalam hal turunkan berat badan.
Namun, dari hasil penelitian terbaru mengungkap bahwa puasa intermiten dari pukul 7 pagi sampai pukul 3 sore bisa membantu turunkan berat badan.
Penelitian yang dilakukan tahun 2013 itu menunjukkan orang yang mengonsumsi kalori lebih besar ketika sarapan, dan saat makan malam lebih kecil ternyata mampu turunkan berat badan hingga 2 ½ kali lipat dalam waktu 12 minggu, dibandingkan orang yang mengonsumsi kalori dengan jumlah nyaris sama namun secara terbalik, yaitu sarapan lebih kecil, tapi makan malam lebih besar.
Tingkatkan Sensitivitas Insulin
Manfaat diet intermiten dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Erin Palinski Wade, ahli diet di New Jersey, mengatakan, dalam sejumlah penelitian ditemukan bahwa puasa intermiten bisa mengurangi kadar guka darah, serta resistensi insulin yang bermanfaat bagi mereka yang berisiko terkena penyakit diabetes tipe 2.
Kemudian, hasil penelitian di tahun 2018 yang dipublikasikan Cell Metabolism menyebutkan bahwa, pria pre-diabetes yang puasanya dibatasi waktu lebih dini mampu meningkatkan sensitivitas insulin.
Turunkan Kolesterol
Puasa intermiten bisa membantu turunkan berat badan karena kita makan di siang hari, yang mana secara alami waktu tubuh ingin mengonsumsi kalori.
Ketika makan sesuai ritme sirkadian tubuh, maka saat aktif di siang hari tapi makan lebih sedikit di malam hari membuat tubuh memetabolisme makanan lebih baik.
Dengan begitu akan ada perbaikan gula darah dan lipid dalam tubuh, termasuk trigliserida dan kolesterol.
Mengurangi Inflamasi
Manfaat diet intermiten selanjutnya adalah mengurangi inflamasi. Para peneliti di Mount Sinai menemukan siklus puasa intermiten selama kurang dari 24 jam, juga mampu mengurangi monosit pro-inflamasi di dalam darah.
Diketahui bahwa tingginya kadar monosit dikaitkan dengan sejumlah penyakit inflamasi serta autoimun kronis.
Sama halnya dengan hasil studi Yale School of Medicine. Studi tersebut mempelajari efek dari diet dan puasa terhadap makrofag tubuh, maupun sel imun inflamasi.
Dalam studinya para peneliti menemukan bahwa dengan melakukan puasa dan diet rendah karbohidrat, atau olahraga dengan intensitas tinggi bisa membantu kurangi respon inflamasi sejenis.
Lebih Fokus
Studi yang diterbitkan tahun 2018, yakni Experimen Biology and Medicine, menunjukkan bahwa puasa bisa melindungi diri dari penyakit Alzheimer, dan dapat mengurangi resiko memory loss (kehilangan memori).
Tidur Menjadi Lebih Baik
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa manfaat diet intermiten membuat kualitas tidur menjadi lebih baik.
Karena menurut para peneliti, makan saat larut malam bisa menyebabkan gangguan tidur, meski porsi makannya kecil. (Eva/R3/HR-Online)