Tak sedikit orang yang sering merasa malas bangun pagi. Selain mata sulit diajak melek, tak jarang tubuh juga terasa berat untuk bangun pagi. Jika ini sering terjadi sebaiknya waspadai adanya gangguan penyakit. Ada juga peneliti menyebutkan bahwa sifat malas ini menunjukan orang bahagia. Mana yang benar? Mari simak ulasannya.
Tidur memang merupakan aktivitas yang paling menyenangkan. Setelah tubuh lelah bekerja seharian, istirahat dengan tidur merupakan obat paling mujarab untuk membuat tubuh menjadi segar kembali.
Namun sayangnya banyak orang yang justru keenakan tidur, sehingga begitu berat untuk bangun pada keesokan paginya. Padahal, kalau tidurnya berkualitas, mestinya tubuh pulih dari lelah dan menjadi segar saat bangun.
Kalangan medis umumnya menilai bahwa malas bangun pagi bukanlah hal yang baik. Proses regenerasi sel-sel tubuh selama tidur seharusnya membuat tubuh menjadi lebih segar dan siap menyambut aktivitas pagi dengan tenaga baru.
Benarkah Malas Bangun Pagi Tanda Orang Pintar dan Bahagia?
Kelelahan fisik umumnya dialami setelah melakukan aktivitas yang padat. Baik kegiatan fisik maupun psikologisnya. Tidur sebagai proses alami untuk merehabilitasi kondisi tubuh kadang tak selalu berhasil dengan baik.
Namun sebuah penelitian yang dilakukan Satoshi Kanazawa dan Kaja Perina mungkin akan mengejutkan Anda. Ahli psikologi evolusioner asal Inggris ini justru mengungkapkan kemalasan saat bangun pagi justru memperlihatkan tanda orang pintar. Benarkah?
Dalam laporan seperti yang dikutip dari Brightside, keengganan atau sikap malas bangun pagi merupakan proses adaptasi terhadap kehidupan modern yang berbeda sekali dengan jaman dulu.
Seperti diketahui, kebanyakan kakek dan nenek kita dulu memang terbiasa bangun lebih pagi dengan tidur lebih awal. Namun kebiasaan ini cocok untuk kondisi pada jaman tersebut.
Namun menurut Satoshi Kanazawa dan Kaja Perina, kebiasaan orang jaman dulu ini tak lagi sesuai dengan kehidupan modern. Justru sebaliknya, malas bangun pagi merupakan refleksi proses adaptasi yang berhasil dilakukan.
Keengganan atau kemalasan untuk bangun tidur saat pagi justru mencerminkan adanya inisiatif sekaligus kemandirian. Hal ini, menurut mereka, karena tubuh tak ingin menuruti perintah yang diberikan sebuah jam.
Hasil penelitian lain dari University of Southampton juga menemukan korelasi antara kebiasaan tidur lebih malam dan bangun setelah pukul 8 pagi membuat orang lebih nyaman, lebih bahagia dan ekonominya juga lebih baik.
Meskipun begitu sebaiknya Anda jangan terburu mengambil kesimpulan bahwa malas bangun pagi merupakan hal yang baik. Begitu juga dengan kebiasaan tidur yang terlalu malam.
Sejumlah penelitian lain juga menemukan fakta bahwa waktu tidur yang dilakukan lebih dari pukul 12 malam memiliki risiko kematian yang lebih besar. Riset lain juga membuktikan umumnya orang sukses senang bangun pagi.
Waspadai Gejala Dysania Karena Malas Bangun Pagi
Menurut kalangan medis, dysania merupakan kondisi seseorang yang mengalami kesulitan atau berat sekali untuk bangun pagi. Keengganan ini karena mereka ingin lebih lama berada di tempat tidur.
Gejala dysania berbeda dengan rasa malas. Jika malas bangun pagi lebih berupa sikap untuk menunda waktu bangun. Sedangkan dysania lebih mengarah pada ketidakmampuan yang kronis untuk bangun tidur. Bahkan hingga berhari-hari.
Meskipun dysania bukanlah suatu penyakit, namun sejumlah ahli mensinyalir adanya gangguan psikologis yang menyebabkan gangguan ini. Depresi yang berlangsung terus membuat seseorang merasa lebih nyaman saat berada di tempat tidur.
Sebuah laporan Public Library of Science menyebutkan bahwa gangguan ini umumnya dialami orang yang menderita sindrom kelelahan kronis, anemia (kurang darah), sleep apnea (gangguan pernapasan saat tidur) maupun fibromyalgia yang menyebabkan tubuh lelah.
Karena dysania umumnya berhubungan dengan gangguan psikologis, maka cara mengatasinya bisa dengan minum obat antidepresan. Selain itu segera berkonsultasi dengan dokter tentunya merupakan jalan terbaik.
Nah, untuk memastikan sikap malas bangun pagi bukanlah tanda gangguan dysania melainkan tanda pintar, Andalah yang harus menentukannya sendiri. Anda juga perlu mengubah jadwal tidur dan menghindari konsumsi yang mengganggu tidur. (R9/HR-Online)