Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Goa Jepang Pangandaran banyak ditemukan di wilayah Cagar Alam. Goa Jepang yang umumnya merupakan bunker tempat persembunyian zaman Jepang tersebut diperkirakan sudah ada sejak tahun 1941 kala Jepang masuk ke Pangandaran.
Uking Iskandar, Kepala BKSDA Pangandaran mengungkapkan, setelah Jepang angkat kaki dari Indonesia, ditemukan 4 bunker yang diduga digunakan oleh tentara Jepang untuk bersembunyi.
“Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, keempat bunker tersebut dibuat pada tahun 1942, tapi pembangunannya dikerjakan oleh warga Indonesia, warga Pangandaran ini,” terang Uking, Minggu (22/12/2019).
Pada masa itu, lanjut Uking, orang Indonesia diwajibkan menjalani romusha atau kerja paksa. Salah satunya kerja paksa membuat bunker yang sekarang dikenal sebagai Goa Jepang Pangandaran. Semuanya bisa ditemukan di Cagar Alam Pangandaran.
“Keempat bunker tersebut ada yang jadi goa tempat bersembunyi, yaitu bunker Bukit Cagar Alam dan Bukit Pasir Putih, ada pula bunker sniper atau pengintai dan banker Ceruk yang dijadikan tempat berlindung dari serangan udara musuh,” jelas Uking.
Goa Jepang Pangandaran yang dijadikan tempat persembunyian memiliki panjang 25 meter. Goa ini jadi salah satu lokasi favorit wisatawan saat berkunjung ke Cagar Alam Pangandaran.
“Banyak wisatawan yang datang khusus untuk berfoto di dalam ada juga yang foto-foto di luar, di mulut goanya,” kata Uking.
Goa Jepang Pangandaran Lokasi Favorit Foto-foto Wisatawan
Sementara itu, pengunjung asal Bogor yang ditemui HR Online, Andi dan Yanti, mengaku kerap menikmati kesejukan Cagar Alam dan memanfaatkannya untuk berfoto di lokasi bunker tersebut. Andi mengaku berwisata ke Pangandaran bersama keluarganya.
“Terakhir kali ke Pangandaran tahun 2008, kalau masuk ke Cagar Alam sudah dua kali. Kalau ke Pangandaran pasti masuk ke Cagar Alam, suasananya enak sejuk, selain itu asyik juga buat foto-foto, salah satunya foto di Goa-goa Jepang,” terang Andi yang mengaku berwisata ke Pangandaran bersama keluarganya.
Senada dengan Andi, Yanti juga mengaku senang bisa menikmati keindahan alam di Cagar Alam.
“Cagar alamnya kan alami, murni, belum tersentuh apapun. Ini juga jadi salah satu ciri khas Pangandaran, makanya selalu menyempatkan masuk ke Cagar Alam ini,” kata Yanti.
Selama menjelajahi Cagar Alam Pangandaran, Yanti mengaku banyak momen diabadikannya lewat kamera HP.
“Salah satunya di Goa Jepang Pangandaran, kan jadi peninggalan sejarah penjajah Jepang. Harus dirawat, biar jadi bahan pendidikan untuk generasi penerus,” pungkas Yanti. (Entang/R7/HR-Online)