Air es di Mars berhasil ditemukan oleh para peneliti. Sebagaimana yang kita tahu, peneliti gencar mencari jejak-jejak kehidupan di planet Merah tersebut.
Adanya temuan air es pun seakan menjadi titik terang atas pencarian peneliti selama ini. Temuan air es ini sendiri terletak 2,5 cm di bawah permukaan planetnya.
Penemuan Air Es di Mars
Para peneliti berhasil mengungkap keberadaan air es di planet Merah, tepatnya di zona Arcadia Planitia belahan utara. Di zona ini, peneliti mengidentifikasi ada banyak air dingin.
Dimana air es tersebut berdekatan dengan permukaan. Tak hanya memiliki kandungan air dingin yang melimpah, zona ini juga mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Dalam kondisi tersebut, zona ini diketahui beriklim sedang. Sang penulis utama studi yang diketahui bernama Sylvain Piqueux mengatakan bahwa air es ini bisa digali dengan mudah.
Untuk menggalinya, astronot hanya membutuhkan sekop dan tak perlu menyiapkan alat berat backhoe. Sylvain Piqueux juga menambahkan bahwa data mengenai air es di Mars ini masih terus dikumpulkan.
Data peta baru terkait air dingin di Mars didapat dari dua pesawat ruang angkasa yang bernama Mars Odyssey dan Mars Reconnaissance Orbiter NASA.
Setiap pesawat ruang angkasa tersebut dilengkapi dengan instrumen khusus yang memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap panas.
Dengan bekalan instrumen khusus tersebut, pesawat ruang angkasa bisa dengan mudah menemukan es yang ada di perut Mars. Dimana keberadaan es ini mampu mempengaruhi suhu permukaan planet.
Lancarkan Misi NASA
Temuan air es di Mars seakan membuka peluang bagi NASA untuk menjalankan misinya. Seperti yang kita tahu, NASA tengah berencana untuk mendaratkan manusia ke Mars.
Air ini pun menjadi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan selama di Mars. Dengan adanya air, diharapkan astronot nantinya bisa menjalankan misinya dalam kurun waktu yang sesuai harapan.
Berbicara mengenai misi NASA ke Mars, rencananya astronot akan melakukan pendaratan pada tahun 2030an mendatang. Dengan adanya air di Mars, maka astronot tak perlu repot-repot membawa air dari Bumi.
Air es di Mars bisa dimanfaatkan astronot sebagai air minum. Selain itu, air ini juga bisa digunakan sebagai komponen air untuk bahan bakar roket.
Zona yang menjadi tempat ditemukannya air es sendiri akan menjadi lokasi ideal untuk mendaratkan pesawat berawak. Dimana hal tersebut memang menjadi keinginan NASA selama ini.
NASA ingin mengirimkan astronot ke Mars di lokasi yang dekat dengan perairan. Data yang saat ini masih dikumpulkan pun diharap bisa membuka lebih banyak lokasi pendaratan.
Dengan kemungkinan ditemukannya lebih banyak lokasi pendaratan, maka harapannya bisa menyukseskan misi-misi ke Mars di tahun-tahun berikutnya.
Visualisasi Peta Air Es di Mars
Tentu bukan rahasia lagi jika Mars disebut-sebut sebagai hunian masa depan manusia saat Bumi sudah tak layak huni. Dulunya, Mars adalah planet hangat yang bisa ditinggali makhluk hidup, termasuk manusia.
Namun kondisinya berubah drastis setelah terjadi fenomena misterius pada 3,5 miliar tahun yang lalu. Fenomena yang tak diketahui secara pasti tersebut menyebabkan Mars kehilangan sebagian besar atmosfer yang melindunginya.
Atmosfer yang tipis mengakibatkan sumber daya airnya menguap sehingga kondisi Mars saat ini sangat ekstrem untuk ditinggali.
Temuan air es di Mars baru-baru ini pun tentu saja sangat mengejutkan ilmuwan. Kemungkinan manusia bisa hidup di Mars mulai jadi perbincangan lagi.
Dalam studi baru, peta air es sendiri telah diterbitkan di jurnal Geophysical Research Letters. Leslie Tamppari selaku Wakil Peneliti Proyek Pengorbit Mars sempat menanggapi temuan air es ini.
Menurutnya, semakin aktif ilmuwan mencari es di planet Mars, maka akan semakin banyak hal baru yang akan terungkap. Ternyata hal tersebut benar adanya.
Dalam peta yang terungkap, ternyata tak hanya memperlihatkan visualisasi air es saja, akan tetapi juga kutub dan kawasan khatulistiwa Mars.
Dari visualisasi peta tersebut, ada beberapa bagian yang tak ramah bagi astronot karena sudah membeku, salah satunya kutub. Kondisi ini mengingatkan kita dengan bulan.
Adapun faktor yang menyebabkannya yaitu suhu dan paparan cahaya matahari. Kedua faktor tersebut pun menjadi perhatian utama saat ini disamping air es di Mars. (R10/HR-Online)