Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Dibalik keanehan ikan mas berukuran besar atau yang kini bikin heboh di masyarakat dengan sebutan ikan misterius di Sungai Cisadap atau tepatnya di Dusun Kedung, Desa Sukadana, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ternyata terdapat cerita mitos berbau mistis yang sudah diyakini oleh warga sekitar.
Meski ikan mas berukuran besar itu sering muncul kepermukaan saat di musim kemarau, namun tidak ada warga sekitar yang berani menangkap. Hal itu tentu saja berkaitan dengan mitos dan panterangan yang tidak membolehkan ikan tersebut ditangkap. Kalau ada yang nekad berani menangkap, maka malapetaka akan menghampiri orang tersebut.
Berita Terkait: Heboh Penampakan Ikan Mas Misterius, Sungai Cisadap Ciamis Mendadak Ramai
Salah seorang sesepuh di Dusun Kedung, Desa Sukadana, Etom Sartam (83), mengatakan, ikan mas berukuran besar yang hidup di Sungai Cisadap itu memang bukan ikan biasa. Ikan itu konon semacam siluman yang sudah hidup di sungai tersebut sejak puluhan tahun yang lalu.
Menurut Etom, ikan mas itu ditanam oleh sepasang suami istri yang sering disapa orang dengan sebutan Ki Greyot dan Nyi Greyot. Peristiwa itu, kata dia, terjadi pada sekitar 70 tahun yang lalu atau ketika dirinya masih anak-anak.
“Kala itu Ki Greyot dan Nyi Greyot membangun sebuah bendungan di sungai Cisadap. Bendungan itu memang sederhana atau hanya dibendung oleh tumpukan kayu dari pohon kelapa. Bendungan dibuat untuk mengairi areal pesawahan warga di sekitar kampung sini,” katanya, saat ditemui HR Online, di rumahnya, Senin (04/11/2019).
Ketika upaya sepasang suami istri itu berhasil membendung sungai, lanjut Etom, kemudian ditanam dua ekor ikan mas. Penanaman ikan itu sebagai penanda sudah terbangunnya sebuah bendungan. Kala itu Ki Greyot dan Nyi Greyot berpesan kepada warga, agar jangan ada orang yang menangkap dua ikan tersebut.
“Ada ucapan juga dari keduanya bahwa barang siapa yang menangkap ikan tersebut maka dia akan celaka. Dari ucapan itu kemudian menjadi mitos yang diwariskan secara turun temurun. Sampai sekarang warga di sini masih memegang teguh mitos tersebut,” katanya.
Etom mengatakan bahwa cerita itu memang benar adanya atau bukan sebuah cerita fiksi. Karena ketika Ki Greyot dan Nyi Greyot masih hidup atau saat membuat bendungan, dirinya sudah menginjak usia anak-anak. “Jadi saya ingat betul peristiwa itu dan mengalaminya,” ujarnya.
Etom menceritakan pernah ada warga yang nekad melanggar petuah yang sudah menjadi mitos tersebut. Kala itu ada orang yang mencoba menjala. Meski sudah diingatkan, namun orang itu tetap ngotot dan datang ke Sungai Cisadap dengan membawa jala.
“Tapi belum juga menjala, orang itu sudah keburu celaka. Entah karena apa orang itu celakanya. Hanya warga di sini waktu itu heboh dengan kejadian tersebut,” ujarnya.
Selain itu, tambah Etom, ada juga orang yang berniat menangkap ikan misterius di Sungai Cisadap dengan tujuan untuk diternakan. Orang itu memang berhasil menangkapnya. Namun, dalam waktu beberapa hari dia jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia.
“Waktu itu heboh juga. Akhirnya ikan mas itu kembali dilepas. Karena warga takut akan terjadi hal yang aneh-aneh apabila tidak dilepas lagi ke sungai,” terangnya.
Etom juga membenarkan meski Sungai Cisadap debit airnya meluap, namun tidak membuat ikan misterius itu hilang keberadaannya. Ikan itu akan kembali tampak ke permukaan apabila debit air sungai tengah menyusut akibat kemarau.
“Ikan mas yang puluhan tahun lalu ditanam 2 ekor, tapi hanya berkembang biak menjadi 7 ekor saja. Saya juga tidak mengerti. Memang itu di luar nalar manusia. Seharusnya kan menjadi banyak. Apalagi tidak ada orang yang berani menangkap,’ katanya.
Yang aneh lagi, lanjut Etom, dari 7 ekor ikan yang ada saat ini, warnanya berbeda-beda. 3 ikan diketahui berwarna hijau dan empat lagi berwarna kuning campur warna orange.
Setelah banyak orang dari berbagai daerah berdatangan untuk melihat ikan misterius di Sungai Cisadap, Etom berpesan agar jangan ada yang mencoba menangkapnya. “Kalau untuk dilihat saja tidak apa-apa. Tidak ada panterangannya. Asal jangan coba-coba ditangkap saja,” katanya.
Etom mengaku ketika mendengar banyak orang berdatangan ke Sungai Cisadap, awalnya dia khawatir. Karena ditakutkan ada orang yang nekad menangkap ikan tersebut.
“Tapi katanya sudah dipasang plang larangan memancing atau menjala ikan di tempat tersebut. Tentunya plang larangan itu bagus. Bukan sekedar mitos saja, tetapi juga untuk menjaga kelestarian alam,” pungkasnya. (Fahmi2/R2/HR-Online)