Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Satu bangunan sekolah dasar (SD) di Dusun Sukamandi, Desa Kadupandak, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dilaporkan mengalami kerusakan akibat bencana tanah bergerak.
Bencana tanah bergerak yang merusak dinding dan lantai ini dikhawatirkan merobohkan bangunan sekolah. Pihak sekolah pun akhirnya memilih untuk mendirikan tenda sebagai tempat kegiatan belajar mengajar sementara.
Sekolah yang mengalami kerusakan itu adalah SD Negeri 2 Kadupandak. Setelah dalam sepekan ini bencana pergerakan tanah di Desa Kadupandak merusak rumah warga, kini makin meluas dan sudah menyasar fasilitas umum, salah satunya sekolah.
Dari pantauan HR Online di lapangan, 3 ruangan kelas di SD Negeri 2 Kadupandak mengalami kerusakan pada dinding dan lantai. Sementara 3 ruangan kelas sisanya masih selamat dari kerusakan.
Hanya saja, satu ruangan yang ditempati oleh guru dan kepala sekolah kondisinya lebih parah. Bangunannya sudah tampak miring dan dikhawatirkan akan ambruk apabila diguyur hujan lebat.
Kepala SD Negeri 2 Kadupandak Tiswandi, mengatakan, sekolahnya dibangun pada tahun 1965 dan sempat dilakukan perehaban pada tahun 2010. Apabila melihat pada kondisi bangunan, kata dia, sebenarnya masih layak pakai. Hanya setelah lantai dan dinding bangunan tergerus pergerakan tanah, kini kondisinya memprihatinkan.
“Bangunan sekolah kami terkena dampak tanah bergerak sebenarnya bukan kali saja. Sebelumnya pun sudah terjadi retak-retak. Namun tidak begitu parah. Tapi bencana sekarang dampaknya sangat luar biasa. Sampai-sampai retakan makin membesar dan mengakibatkan bangunan kelas dan kantor posisinya menjadi miring,” ujarnya, Minggu (03/11/2019).
Melihat kondisi tersebut, lanjut Tiswandi, sekolahnya harus direlokasi ke tempat lain. Karena lahan yang digunakan bangunan sekolah merupakan jalur pergerakan tanah yang selalu menghantui warga Desa Kadupandak.
“Pada peta bencana juga memang daerah ini masuk jalur pergerakan tanah. Dengan begitu mau tidak mau sekolah ini harus direlokasi. Karena jika bangunannya diperbaiki pun nantinya akan rusak kembali,” katanya.
Tiswandi juga meminta Dinas Pendidikan Ciamis untuk memprioritaskan relokasi sekolahnya ke tempat yang lebih aman. Kalau bisa, kata dia, tahun depan sudah bisa terealisasi.
“Beberapa hari lalu dari Dinas Pendidikan sudah meninjau ke sekolah. Pihak dinas sudah menyanggupi akan mengupayakan relokasi bangunan sekolah kami pada tahun depan. Mudah-mudahan saja bisa terealisasi. Karena memang ini sangat mendesak,” terangnya.
Kalau tidak direlokasi, Tiswandi mengaku khawatir bangunan sekolahnya tiba-tiba ambruk dan mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. “Yang paling khawatir ketika ambruknya saat kegiatan belajar. Tentu hal itu sangat tidak diharapkan dan langkah terbaik adalah relokasi,” ujarnya.
Tiswandi mengatakan, pihaknya kini berinisiatif untuk memindahkan tempat belajar siswa ke sebuah tenda dan mushola sekolah.
“Kami menggunakan tenda dari BPBD. Hal ini terpaksa kami lakukan. Karena kalau terus bertahan di kelas yang bangunannya sudah miring dan retak-retak, dikhawatirkan ambruk. Selain itu kami pun was-was dan tidak konsentrasi saat proses belajar mengajar karena takut terjadi apa-apa,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dusun Sukamandi, Ela Nursari, mengatakan, bangunan rumah warga di wilayahnya yang mengalami retak-retak terus bertambah. Sebelumnya, kata dia, hanya 20 rumah warga yang terkena dampak tanah bergerak. Namun kini sudah bertambah menjadi 33 rumah.
“Yang mengalami kerusakan parah pun bertambah yang awalnya 1 rumah kini menjadi 4 rumah. Kami pun sudah menghimbau kepada warga yang rumahnya terancam pergerakan tanah agar tidak tinggal di rumahnya saat malam hari. Lebih baik mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ujarnya. (R2/HR-Online)