Ilmuwan NASA tampaknya tengah fokus dengan persiapan misi ke Europa, yang tak lain adalah bulan es milik Jupiter.
Dalam persiapan ini, ilmuwan memanfaatkan robot yang diketahui bernama Buoyant Rover for Under-Ice Exploration (BRUIE).
Bulan ini, NASA mengirimkan robot tersebut ke antartika untuk menyelam di bawah es laut. Bukan tanpa alasan, pengiriman ini bertujuan untuk menguji ketahanannya.
Sementara untuk misi utama dari pendaratan robot BRUIE ke Europa nantinya yaitu mencari kehidupan di luar planet Bumi.
Persiapan Misi NASA ke Europa
Dikirimkannya robot BRUIE ke antartika dinilai sebagai langkah yang tepat. Sebagaimana yang diketahui, perairan antartika selama ini dianggap sebagai representasi Bumi terdekat dari lautan Europa.
Saat menyelam di antartika, robot NASA ini akan mengambil gambar untuk nantinya dipelajari lebih lanjut. Tak hanya itu, robot ini juga ditugaskan untuk mengumpulkan data yang ada di daerah penting.
Dalam hal ini, daerah penting yang dimaksud yaitu area bertemunya air dan es. Kevin Hand selaku ilmuwan JPL menjelaskan bahwa cangkang es yang menutupi lautan memiliki peranan yang sangat penting.
Dimana cangkang es tersebut berfungsi sebagai jendela menuju dunia baru yang ada di bawahnya. Untuk diketahui, es memiliki kandungan kimia yang bisa membantu menyediakan makanan yang menunjang kehidupan di bawahnya.
Dengan mengetahui fakta tersebut, maka tak heran jika tim yang terlibat dalam BRUIE sangat tertarik untuk mempelajari tempat bertemunya es dan air dalam persiapan misi ke Europa.
Agar rencana yang dilakukan membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan, ilmuwan menggunakan robot BRUIE yang memang tangguh.
Robot kecil ini memiliki panjang tiga kaki yang diperkuat dua roda. Dengan adanya roda, maka robot BRUIE bisa bergerak secara leluasa saat berada di bawah es.
Dalam uji ketahanannya, robot harus bisa bertahan di lautan asing yang ada di bawah lapisan es. Dimana ketebalannya sekitar 6-12 mil.
Para ilmuwan percaya bahwa Europa merupakan tempat yang paling memungkinkan untuk menunjang kehidupan manusia selain planet Bumi.
Tak hanya Europa, para ilmuwan juga yakin bahwa Enceladus, bulan milik Saturnus, juga bisa digunakan untuk hunian baru manusia.
Fakta Persiapan Misi ke Europa
Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, NASA merencanakan misi ke bulan Europa milik Jupiter. Supaya misinya berjalan dengan lancar, NASA mulai melakukan persiapan dengan mengirimkan robot ke antartika.
Terkait persiapan tersebut, sebenarnya ada banyak fakta yang perlu anda ketahui. Berikut ulasan lengkap mengenai fakta misi Clipper dan apa yang tengah dicari NASA sebenarnya.
Jadwal Peluncuran
Sebelum meluncurkan wahana antariksanya, NASA memang melakukan persiapan misi ke Europa terlebih dahulu. Persiapan ini pun dilakukan jauh-jauh hari.
Untuk diketahui, peluncuran misi Clipper baru akan dilakukan pada tahun 2023 mendatang. Dari Bumi ke Europa, perjalanan akan menghabiskan waktu sekitar 3-6 tahun.
Waktu yang tak sebentar juga dibutuhkan dalam penelitiannya. Diketahui bahwa masa penelitian setidaknya memerlukan waktu di atas 3 tahun.
Agar berhasil meluncur ke Europa pun, NASA mempersiapkan massa seberat 6 ton yang memiliki daya 600 W dari panel surya.
Tujuan Misi Clipper
Persiapan misi ke Europa benar-benar dilakukan dengan matang agar misi yang menjadi fokus NASA bisa berhasil. Adapun tujuan misi tersebut adalah untuk meneliti keberadaan air di permukaan es Europa.
Selain itu, misi Clipper ini juga bertujuan untuk melihat komposisi senyawa kimia utama. Dimana komposisi tersebut mungkin saja ada kaitannya dengan komposisi lautan.
Tujuan misi Clipper lainnya yaitu mencermati karakteristik dan fitur permukaan Europa secara geologis. Dari sini, ilmuwan juga bisa tahu apakah ada aktivitas terbaru yang terjadi di Europa.
Instrumen Sains
Untuk membantu misi Clipper, NASA memiliki 9 instrumen sains yang tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Adapun instrumen sains tersebut meliputi Surface Dust Mass Analyzer (SUDA), Ultraviolet Spectograph/Europa (UVS), dan MASS Spectrometer for Planetary Exploration/Europa (MASPEX).
Instrumen tersebut dipadukan dengan Europa Thermal Emission Imaging System (E-THEMIS), Radar for Europa Assesment and Sounding: Ocean to Near Surface (REASON), dan Europa Imaging System (EIS).
Dalam persiapan misi ke Europa, ilmuwan juga didukung Mapping Imaging Spectrometer for Europa (MISE), Interior Characterization of Europa Using Magnetometry (ICEMAG), dan Plasma Instrument for Magnetic Sounding (PIMS). (R11/HR-Online)