Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Para pemuda di Dusun Mandalamekar, Desa Harumandala, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran memanfaatkan hari libur untuk berlomba renang tradisional di Sungai Cimandala.
Sungai Cimandala yang berhulu di Gunung Kutu atau Gunung Singkup ini melintasi kawasan Desa Pangkala, Desa Harumandala, Desa Campaka, dan bermuara di Sungai Cigugur yang lebih dikenal dengan Nama Muara Cijalu.
Diketahui, di Muara Cijalu tersebut beberapa waktu lalu Bupati Pangandaran menebarkan benih ikan untuk memotivasi masyarakat agar peduli terhadap lingkungan, khususnya sungai.
Bupati Pangandaran, H Jeje Wiradinata juga melarang warganya melakukan penangkapan ikan dengan bahan kimia seperti potassium atau potas. Bahkan, ia melakukan sayembara untuk segera melaporkan jika ada yang melakukan itu dan diganjar uang sebesar Rp 1 juta.
Ketua Komunitas Pecinta Lingkungan Tunas Mandala Cibuluh (TMC), Jamaludin, mengatakan, melalui kegiatan berenang di hari libur tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengajak pemuda mencintai lingkungan.
Melalui pemeliharaan kembali kawasan sekitar muara dengan membuat bendungan sederhana di hilir jembatan sekitar 1 meter, kata Jamal, menimbulkan genangan di sungai sepanjang 350 meter.
“Ketika ini dipelihara dengan baik, apalagi dikonsep dan dikemas sebaik mungkin, ini bisa menjadi potensi destinasi wisata. Untuk mengenalkan itu, kita adakan lomba renang tradisional ini,” kata Jamal, Selasa (26/11/2019).
Melihat antusias peserta dan pengunjung pada kegiatan kemarin, kata Jamal, pihaknya yakin bisa meningkatkan ketertarikan warga untuk menjaga lingkungan, terutama di jalur sungai tersebut hingga muara.
Dalam perlombaan renang ini, Jamal menjelaskan, didominasi oleh anak-anak, muali dair usia 4 hingga 13 tahun.
“Kami menyasar anak-anak sebagai pesarta dengan tujuan untuk menanamkan mental pada anak-anak tersebut, agar sejak dini punya keberanian untuk tampil dan berkompetisi,” katanya lagi.
Sedangkan untuk hiburannya, penyelenggara sengaja membuat media bagedor atau pohon pisang untuk dijadikan alat mengapung oleh peserta dari kalangan dewasa
“Setelah kegiatan ini, kita akan membuat lomba dayung dengan media rakit bambu atau bagedor pisang yang dirangkai menjadi semacam perahu. Kalau tidak ada aral melintang, kita ingin juga menyelenggarakan turnamen mancing alam bebas,” pungkasnya. (Enceng/Koran HR)