Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Sejak rumahnya ambruk pada tahun 2017 silam, keluarga Riban, warga Dusun Bulaksitu, RT 03 RW 06, Desa/ Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis harus rela tingga di tenda darurat.
Mirisnya lagi, satu keluarga dengan jumlah delapan jiwa yang di dalamnya ada balita ini, selama lebih dua tahun harus rela hidup berdesakan dan serba kekurangan.
Saat ditemui Koran HR, Selasa (12/11/2019), Sawiem, istri Riban, mengatakan, sejak rumahnya ambruk, kelurganya terpaksa harus menempati tenda darurat bantuan dari BPBD Kabupaten Ciamis.
“Ya mau gimana lagi. Mau bikin rumah lagi kan gak punya modal. Suami saya kan tidak mempunyai pekerjaan yang tetap. Jadi jangan kan untuk membangun kembali rumah. Untuk makan sehari-hari saja kami kerepotan. Bayangkan saja, keluarga saya yang tinggal di tenda ini jumlahnya ada delapan orang, dengan bayi saya yang masih kecil,” katanya.
Rumahnya yang ambruk ini, kata Sawiem, dulu itu pas baru saja selesai dibangun. Namun akibat gempa besar, rumah barunya itu ambruk dan tidak bisa dihuni.
“Sedih tentunya lah. Apalagi tinggal di bawah tenda seperti ini rasanya gak kerasan. Namun mau bagaimana lagi. Kami hanya bisa pasrah dengan keadaan ini. Toh selama kejadian itu terus terang saja saya baru mendapatkan bantuan. Itu berupa tenda yang kini dipakai untuk tempat tinggal. Dan ada juga waktu pak Herdiat mau nyalon Bupati. Dia ada ngasih beras dan perabotan dapur. Setelah itu, gak ada bantuan apa-apa lagi,” terangnya.
Informasi yang di peroleh Koran HR di lapangan, delapan orang yang tinggal dalam satu tenda ini hanya bisa pasrah. Panas mereka mengaku kepanasan. Begitupun saat hujan. Mereka mengaku selalu kehujanan. Mirisnya lagi, keluarga ini pun harus rela tidur hanya beralaskan tikar yang digelar di atas ubin tanah.
Kepala Desa Banjaranyar, Tata, ketika ditemui Koran HR, membenarkan, kondisi keluarga Riban yang tinggal di bawah tenda sejak tahun 2017 lalu.
“Benar itu warga kami yang hidup di bawah tenda sejak tahun 2017 lalu. Sebenarnya kami sebagai pemerintah desa telah berupaya dari dulu untuk mengajukan bantuan rumah untuk keluarga Riban. Hanya saja entah mengapa ajuan kami selalu tidak terealisasi,” katanya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah bosan mengajukan agar warganya itu mendapatkan bantuan, baik ajuan Rutilahu atau pun program yang lainnya.
“Kami berharap Pemerintah Kabupaten Ciamis lebih bisa melihat kondisi warga kami. Kami jelas butuh bantuan rumah untuk keluarga ini. Kalau hanya bantuan beras dan baju bekas, kami rasa itu tidak cukup. Apalagi bantuannya juga kan tidak seberapa,” katanya lagi.
Mudah-mudahan saja, kata Tata, setelah diberitakan nanti, pak Bupati bisa langsung merespon dan memberikan bantuan rumah untuk keluarga Riban ini. (Suherman/Koran HR)