Fosil es di meteorit telah ditemukan, tepatnya di gurun Aljazair pada tahun 1990. Fosil ini dapat dijadikan sebagai petunjuk terbentuknya tata surya.
Fosil es diperkirakan berumur 4,6 miliar tahun. Meteorit ini juga dapat dijadikan informasi geologis terbentuknya tata surya.
Baca juga: Penemuan Gula dalam Meteorit, Petunjuk Asal Kehidupan di Bumi
Dengan demikian, meteorit tersebut telah mengungkap lubang fosil kuno tempat kristal es berada.
Penelitian Fosil Es di Meteorit
Megumi Matsumoto adalah seorang ilmuwan planet dari Universitas Kyoto. Melakukan berbagai metode sample, mikroskop serta spektroskopi pada batu luar angkasa tersebut.
Menurut Matsumoto, fosil yang ditemukan berupa debu es. Terbentuk dari bahan silikat berpori, sulfida dan bahan organik.
Seperti yang telah dilansir oleh Live Science pada tanggal 25 Novemver 2019, Matsumoto mengatakan bahwa “Hasil temuan ini merupakan satu blok bangunan planet dalam model pembentukan tata surya.”
Baca juga: Penemuan Meteorit Pelangi di Kosta Rika Mengandung Karbon
Lanjutnya, “Sisa debu es yang halus biasanya dikenal sebagai litologi berpori ultra, nampak seperti agregat halus kecil dari butiran silikat yang tertutup mantel es HO2.”
Fosil es di meteorit merupakan sulfida serta material organik yang membentuk planet di tata surya. Fosil es tersebut tersebar di meteorit kuno yang bernama Acfer 094.
Para peneliti juga mempelajari materi dan asal material yang membentuk obyek seperti asteroid dan planet di tata surya.
Selain itu, para peneliti juga memakai model untuk menyimulasi bagaimana Acfer 094 tumbuh. Bagaimana pula planet-planet di tata surya terbentuk
Partikel es dan debu halus akan jadi semakin besar di luar garis salju. Kemudian partikel tersebut menuju ke matahari.
Garis salju adalah jarak dari matahari yang paling dingin untuk membentuk sebuah obyek. Es akan mencair dan meninggalkan fosil es saat mereka bergerak ke arah matahari.
Pada tata surya, awalnya membentuk debu yang berputar-putar, gas dan es yang memadat. Kemudian membentuk benda semacam asteroid bahkan protoplanet yang lebih besar.
Diantara mereka banyak mengandung es yang ukurannya semakin besar. Saat mulai memanas, bahan tata surya awal mulai hilang serta mengalami proses rekristalisasi.
Dilansir dari Fox News pada hari selasa tanggal 26 November 2019, peneliti lain seperti Epifanio Vaccaro menyatakan bahwa “Jika ingin memahami lebih jelas mengenai terbentuknya tata surya, maka perlu mengambil beberapa bahan yang tidak melalui proses tersebut. Kita sudah mempunyai bahan awal yang telah diawetkan, dalam beberapa meteorit.”
Terbentuknya Fosil Es di Meteorit
Fosil es di meteorit yang ditemukan ini memiliki nama Acfer a94. Tekstur yang dimiliki fosil ini sangat berpori dan strukturnya tidak dikenal ke batu.
Tekstur seperti spons, penuh dengan pori-pori yang kecil. Ukurannya porinya sekitar 11 mikrometer dan sedikit lebih besar apabila dibandingkan dengan sebuah sel darah merah.
Para peneliti menyimpulkan bahwa, pori-pori tersebut banyak mengandung kristal es dan seperti fosil pada cetakan bumi. Namun, telah meleleh dalam jangka waktu yang lama.
Para tim juga telah mencari sumber tambahan mineral ini. Karena, jejak mineral yang ditinggalkan jauh lebih banyak dari perkiraan untuk jumlah es yang pernah memenuhi pori-pori.
Menurut model planetesimal, tata surya terbentuk di bagian luar dari debu. Terdiri dari butiran silikat yang telah dilapisi dengan es air.
Baca juga: Asal Air di Bumi Benarkah dari Meteorit? Ini Penjelasannya
Saat asteroid tumbuh, maka fosil tersebut mengumpulkan debu halus. Kemudian, menghasilkan inti seperti es serta bagian luarnya tidak memiliki banyak es.
Kehangatan matahari yang mendekati garis salju di sekitar tata surya, akan membuat es menjadi menyublim.
Di situlah butilan lapisan silika es menyublimasikan. Setelah itu, akan direkondensasi jadi batuan padat dari debu yang tertanam dalam es.
Sehingga menjadi fosil es di meteorit. Asteroid yang dekat akan ikut serta di jumlahkan batuan yang mengandung uap yang membawa es.
Saat asteroid melewati garis salju, es secara otomatis akan tersublimasikan. Terutama pada bagian intinya.
struktur dari asteroid pun akan berubah. Pori-pori kosong dan jejak mineral dari interaksi air akan ditinggalkan.
Setelah melewati banyak tahapan seperti yang telah dijelaskan di atas, maka asteroid itu akan pecah. Fragmen fosil es di meteorit dengan sebutan Acfer 094 pun berakhir di gurun aljazair. (R10/HR-Online)