Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-Keluarga Yayasan Borosngora Panjalu, Djohan R Wiradinata, menegaskan, tradisi Nyangku saat ini sudah tidak lagi sekedar kearifaan lokal warga Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, semata, tetapi sudah menjadi warisan budaya nasional.
“Bisa dicek dari ribuan warga yang hadir pada acara Nyangku tadi. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia. Artinya, tradisi Nyangku saat ini sudah menjadi budaya nasional yang harus terus dilestarikan,” ujarnya usai acara Nyangku, Senin (25/11/2019).
Selain itu, lanjut Johan, dalam filosofi Nyangku pun terdapat makna silaturahmi. Dengan begitu, kata dia, berkumpulnya orang banyak di acara ini pun kerap dipakai sarana silaturahmi antar warga, khususnya warga Panjalu sendiri.
“Seperti diketahui banyak warga Panjalu yang merantau ke luar kota. Mereka jarang sekali pulang kampung. Paling hanya setahun sekali atau saat Idul Fitri. Tetapi selain Idul Fitri, ada moment lain yang memaksa mereka harus pulang kampung, yaitu saat tradisi Nyangku ini,” terangnya.
Johan mengatakan, khusus untuk warga Panjalu, tradisi Nyangku dijadikan ajang silaturahmi dengan saudara, teman kecil atau tetangga yang sebelumnya sudah jarang bertemu karena merantau ke luar kota. “Jadi banyak hikmah dari tradisi Nyangku ini,” imbuhya.
Johan juga mengatakan tradisi Nyangku memang tujuan utamanya untuk memberi penghormatan kepada Raja Borosngora atas jasanya yang telah melakukan syiar Islam di tanah Panjalu. Namun di balik itu, tambah dia, filosofi Nyangku yang artinya bersih-bersih harus dimaknai sebagai momentum untuk membersihkan diri.
“Membersihkan diri dalam hal ini artinya mengevaluasi diri agar meninggalkan perbuatan tidak baik dan berubah selalu berbuat baik. Intinya ada pesan moral untuk membangun manusia agar berkarakter baik. Dan nantinya perbuatan baik itu selalu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, upacara Tradisi Nyangku yang merupakan acara budaya tahunan warga Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kembali digelar, Senin (25/11/2019). Seperti biasa, pada tradisi adat ini digelar prosesi pencucian benda pusaka peninggalan Raja Prabu Borosngora. Upacara ini pun digelar di Alun-alun Panjalu.
Tradisi Upacara Adat Nyangku digelar setiap bulan Rabiul Awal atau bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Meski upacara adat, namun nuansa keislaman pada acara ini sangat kental. Karena asal muasal upacara Nyangku ini berkaitan dengan sejarah Raja Borosngora yang merupakan penyebar agama Islam.
Upacara Nyangku merupakan tradisi turun-temurun warga Panjalu. Upacara adat ini digelar untuk mengenang jasa Raja Panjalu Borosngora yang membawa serta menyabarkan agama Islam di tanah Panjalu setelah sebelumnya berkelana ke tanah jazirah Arab. (R2/HR-Online)