Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Alun-alun Pangandaran yang berkonsep megah dengan dilengkapi sejumlah fasilitas umum dan rekreasi akan dibangun di Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Pembangunan Alun-alun yang berlokasi didekat Kampus Unpad Pangandaran ini rencananya akan dimulai pada tahun 2020 mendatang.
Untuk merealisasikan bangunan berkonsep megah tersebut, Pemkab Pangandaran sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp. 18 miliar. Rencana pembangunan Alun-alun ini terintegrasi dengan pembangunan kantor Setda Kabupaten Pangandaran.
Rencananya Alun-alun Pangandaran akan menjadi etalase kantor Setda Kabupaten Pangandaran. Posisi Alun-alun berada didepan. Sementara kantor Setda berada dibelakangnya.
Alasan Cintakarya Dipilih sebagai Pusat Pemerintahan
Sebagaimana dalam perencanaan RTRW Kabupaten Pangandaran, untuk pusat pemerintahan sudah ditetapkan di Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi. Hal itu sebagai upaya untuk mendekatkan akses pelayanan dari berbagai wilayah kecamatan di Kabupaten Pangandaran.
Karena posisi Desa Cintakarya berada di tengah-tengah atau mudah diakses dari Langkaplancar, Padaherang, Pangandaran maupun dari Cimerak.
Selain itu, dipilihnya Desa Cintakarya sebagai pusat pemerintahan juga sebagai upaya untuk membangun kawasan ekonomi baru. Kawasan ekonomi nantinya tidak hanya terpusat di kawasan wisata Pangandaran, tetapi menyebar di beberapa daerah.
Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, mengatakan, Alun-alun Pangandaran akan dibangun dengan konsep yang luar biasa. Menurutnya, titik keramaian di wilayah Pangandaran nantinya tidak terpusat di suatu tempat, tetapi menyebar di beberapa lokasi.
“Anggarannya sebesar Rp. 18 miliar. Konsep Alun-alun ini tidak hanya sekedar ruang publik, tetapi terdapat pusat UMKM, tempat bermain anak, panggung pertunjukan dan beberapa fasilitas pendukung rekreasi lainnya,” katanya saat memberi pemaparan pada rapat paripurna DPRD, di Gedung DPRD Pangandaran, Selasa (25/11/2019).
Jeje menambahkan, setelah pembangunan Alun-alun Pangandaran selesai, kemudian akan dilanjutkan dengan membangun kantor Setda. “Jadi, pembangunan Alun-alun dengan kantor Setda ini dalam satu perencanaan. Namun pembangunannya satu-satu atau bertahap,” terangnya.
Konsep Megah Alun-alun Pangandaran
Sementara itu, apabila melihat dari gambar ilustrasi rencana pembangunan Alun-alun Pangandaran yang diperoleh dari Pemkab Pangandaran memang desain bangunannya terlihat megah.
Di Alun-alun tersebut akan dilengkapi fasilitas penunjang mulai dari pintu masuk utama, pelataran upacara, taman kecil, taman bermain, area hijau, pelataran pandang, lapangan olahraga, basement parkir mobil, food court, area UMKM, panggung pertunjukan dan area parkir kendaraan di lahan terbuka.
Untuk area parkir kendaraan terdapat dua tempat. Pertama area parkir yang berada di basement atau di bawah pelataran upacara. Selain itu pun terdapat area parkir terbuka untuk menampung 80 persen kendaraan ketika berlangsung acara keramaian.
Untuk area upacara pun dibikin cukup luas. Area ini akan digunakan oleh Pemkab untuk menggelar upacara hari besar tingkat kabupaten.
Di Alun-alun Pangandaran pun akan dibangun miniatur bunga reflesia. Seperti diketahui miniatur bunga Reflesia pernah menjadi icon Alun-alun Ciamis. Namun setelah Pangandaran berpisah dari Ciamis, kini miniatur Raflesia tersebut dihilangkan.
Bunga reflesia memang tanaman khas Pangandaran. Jadi pantas apabila Ciamis menghilangkan miniatur raflesia di Alun-alun-nya.
Terdapat Area Pandang untuk Nikmati Laut dari Jauh
Karena lahan yang akan dijadikan lokasi Alun-alun Pangandaran berada di dataran tinggi dan terlihat kawasan pantai dari jauh, maka di tempat itu akan dibangun area pandang. Di tempat itu pengunjung dapat bersantai sembari menikmati keindahan pantai atau lautan dari kejauhan.
Selain bunga raflesia, di area itu pun akan dibangun miniatur tanaman honje. Miniatur itu akan dibangun di dekat area pandang dan shelter. Seperti diketahui bahwa tanaman honje sudah menjadi icon Pangandaran.
Bukan karena honje tanaman asli Pangandaran, tetapi warga di sana sudah terbiasa menggunakan honje sebagai olahan makanan dan minuman. Seperti yang saat ini populer di Pangandaran adalah minuman jus honje.
Minuman jus honje mudah ditemukan di setiap rumah makan atau warung nasi di wilayah Kabupaten Pangandaran. Seolah honje bagi warga Pangandaran sudah seperti Ginseng di Korea Selatan yang sering digunakan sebagai supleman alami untuk menunjang aktivitasnya.
Selain itu, di Alun-alun Pangandaran pun terdapat taman baca. Area ini diperuntukan bagi warga yang gemar membaca. Area ini juga bisa digunakan oleh anak sekolah dalam mengisi waktu belajarnya.
Terdapat juga area UMKM atau tempat berjualan pedagang kaki lima (PKL). Para PKL nantinya bisa berjualan makanan atau cenderamata di area tersebut. Area PKL pun sengaja ditempatkan di dekat area parkir terbuka agar pengunjung yang menggunakan sepeda motor bisa dengan mudah mengaksesnya.
Fasilitas Rekreasi
Seperti diutarakan Bupati bahwa Alun-alun Pangandaran tidak hanya sekedar ruang terbuka semata, tetapi dilengkapi pula dengan fasilitas rekreasi. Dalam konsepnya memang benar di area itu akan dibangun playground atau area bermain anak-anak yang dikonsep cukup modern.
Tak hanya itu, dari sisi keamanan dan kenyamanan bermainnya pun akan diperhatikan. Jadi, para orangtua tidak akan merasa khawatir anaknya rentan beresiko mengalami kecelakaan saat bermain.
Panggung pertunjukan yang akan dibangun di Alun-alun Pangandaran juga dikonsep cukup unik. Bentuk panggungnya menyerupai Penyu. Hal itu tentunya untuk menggambarkan identitas Pangandaran yang memiliki kawasan pantai.
Di panggung pertunjukan itu nantinya akan digunakan sebagai tempat pentas kesenian dan acara budaya. Posisi panggung pun berhadapan dengan taman. Dengan begitu pengunjung bisa menonton pertunjukan sambil piknik di area hijau rumput.
Ruang Terbuka yang Jadi Tempat Berkumpul Manusia
Jeje mengatakan Alun-alun Pangandaran yang dikonsep sebagai ruang publik diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat, institusi maupun pemerintah daerah dengan memperhatikan kultur, filosofi, potensi serta karakter kawasan.
“Jadi, pada desain bangunannya banyak dimunculkan sejumlah icon Pangandaran. Hal itu tentu untuk melekatkan pada publik bahwa icon-icon tersebut adalah identitas Pangandaran. Area rekreasi dibangun ditempat itu sebagai magnet agar ruang publik ini benar-benar sebagai tempat berkumpulnya manusia,” pungkasnya. (Madlani/R2/HR-Online)