Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Bencana pergerakan tanah yang kerap melanda Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kini kembali terjadi. Kali ini bencana tersebut terjadi di Dusun Sukamandi, Desa Kadupandak, Kecamatan Tambaksari. 10 rumah warga dilaporkan mengalami retak-retak dan mengakibatkan kerusakan pada sebagian bangunan.
Dari pantauan di lapangan, Selasa (30/10/2019), dari 10 rumah warga yang mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah ada yang kondisinya hingga rusak berat. Rumah yang mengalami rusak berat dan tidak layak huni itu diketahui rumah milik Darto. Rumah itu pun kini dikosongkan dan seluruh penghuninya mengungsi ke rumah saudaranya.
Sementara warga yang rumahnya mengalami kerusakaan ringan kebanyakan masih bertahan. Mereka rupanya masih berani bertahan meski tanah yang bergerak sudah menggerus beberapa bagian bangunan rumahnya.
Camat Tambaksari Dadang Heriyana, mengatakan, bencana pergerakan tanah biasanya terjadi pada musim penghujun. Namun gejala alam yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Menurutnya, bencana yang terjadi saat ini justru dipicu dari tanah kering akibat kemarau. Selain itu dipicu juga dari pergerakan sesar Lembang yang terus bergerak.
“Hasil penelitian dari Geofisika menyebutkan bahwa pergerakan tanah yang terjadi di wilayah kami ada hubungannya dengan sesar Lembang yang kini terus bergerak. Untuk di Tambaksari, bencana ini memang bukan pertama kali terjadi. Namun baru kali ini terjadi di saat kemarau,” ujarnya, Selasa (30/10/2019).
Dadang mengatakan, pihaknya tengah melakukan upaya pendekatan kepada warga yang rumahnya terdampak agar segera mengungsi ke rumah sanak saudaranya. Karena dikhawatirkan tanah yang bergerak semakin meluas dan merobohkan rumah mereka.
“Pendekatan terus kami lakukan sembari memberikan edukasi kepada warga. Untuk cari aman, sebaiknya seluruh rumah yang terdampak segera dikosongkan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Menurut Dadang, rumah yang mengalami rusak berat sebelumnya memang sudah tidak layak huni. Setelah terjadi pergerakan tanah, kerusakan rumah tersebut semakin meluas. “ Rumah Pak Darto sudah dikosongkan. Dia bersama keluarganya sudah pindah ke rumah saudaranya,” katanya.
Kini, lanjut Dadang, pihaknya bersama BPBD dan pemerintah desa setempat terus melakukan pemantauan terhadap kondisi pergerakan tanah. (Fahmi2/R2/HR-Online)