Berita Kesehatan, (harapanrakyat.com),- Penyakit autoimun belakangan ini sering terdengar karena sejumlah pesohor di negeri ini didiagnosa mengidapnya. Apa sih sebenarnya penyakit autoimun dan bagaimana gejalanya?
Dilansir dari berbagai sumber, penyakit autoimun adalah kondisi dimana sistem kekebalan pada tubuh menyerang tubuhnya sendiri. Idealnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari bakteri dan virus. Sedangkan pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh justru menganggap sel tubuh sehat sebagai organisme asing.
Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh mengeluarkan autoantibodi dan menyerang sel-sel tubuh sehat. Sayangnya, sampai sekarang belum diketahui pasti penyebab munculnya penyakit autoimun. Tapi, gejala setiap penderita penyakit autoimun berbeda-beda.
Perlu diketahui, penyakit autoimun ternyata dapat memengaruhi hampir semua bagian tubuh. Termasuk menyerang otak, saraf, otot, kulit, sendi, jantung, dan lain sebagainya. Disesuaikan dengan jenisnya, penyakit autoimun mampu menyerang satu atau banyak jaringan tubuh. Kondisi inilah penyebab organ menjadi abnormal serta mengakibatkan perubahan fungsi organ.
Diantaranya seperti menurunkan kemampuan tubuh melawan virus dan bakteri. Kemudian membuat tubuh menjadi rentan terhadap infeksi. Berikut ini jenis penyakit yang timbul akibat gangguan autoimun.
Rematik (Rheumatoid Arthritis)
Rematik (Rheumatoid Arthritis) merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh gangguan autoimun. Penyakit ini menyebabkan penderitanya mengalami gejala radang, rasa nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi.
Jika tidak diobati dengan baik, penderitanya bisa mengalami gangguan kesehatan parah. Cara mengobatinya adalah dengan memberikan obat oral atau injeksi. Obat ini dapat mengurangi aktifitas dari sistem kekebalan tubuh itu sendiri.
Lupus
Lupus dianggap sebagai penyakit autoimun fatal. Pasalnya, sistem kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh. Lupus menyerang saat antibody pada tubuh menempel pada jaringan seluruh tubuh. Jaringan tubuh yang biasanya diserang lupus adalah ginjal, paru-paru, sel darah, saraf, sendi dan kulit.
Pada penderita lupus, sel darah putih justru menyerang tubuh sendiri. Penderitanya seringkali mengalami gejala demam, berat badan turun, rambut rontok, kelelahan, ruam, nyeri atau bengkak pada sendi dan otot. Kemudian sensitif terhadap sinar matahari, sakit dada, sakit kepala, dan kejang.
Penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Untuk itu diperlukan terapi jangka panjang. Tujuannya untuk menekan efek terjadinya serangan sistem imun.
Multiple Sclerosis
Multiple Sclerosis adalah penyakit peradangan sistem saraf pusat. Penyakit ini memengaruhi sel saraf otak dan tulang belakang. Seperti lupus, sistem imun yang seharusnya melawan benda asing, justru berbalik menyerang jaringan tubuh sendiri.
Sel saraf yang memiliki selubung (mielin) di sistem saraf pusat menjadi target serangan imunitas tubuh. Kerusakan sel saraf ini bisa terjadi di otak ataupun sumsum tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan kordinasi antara otak dan bagian tubuh terganggu.
Gejala yang biasa dialami penderitanya adalah seprti nyeri, lelah, otot tegang, gangguan penglihatan, dan kurangnya koordinasi tubuh.
Psoriasis
Psoriasis adalah peradangan kulit. Peradanan ini ditandai ruam merah, kulit kering, tebal, bersisik, dan mudah terkelupas. Kadang-kadang, penyakit ini juga disertai gatal dan nyeri. Psoriasis sering muncul di daerah lutut, siku, punggung bagian bawah, dan kulit kepala.
Psoriasis merupakan penyakit yang disebabkan pertumbuhan sel kulit baru yang sangat cepat, sehingga menumpuk di permukaan kulit. Penyebab penyakit psoriasis belum diketahui pasti. Tetapi kuat dugaan ini terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh dan faktor keturunan.
Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang sel tubuh yang sehat. Sistem kekebalan tubuh pada penderita diabetes tipe 1 ini menyerang dan menghancurkan sel beta dalam pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Akibat kondisi ini, produksi insulin dalam tubuh menjadi terhenti.
Jka sel beta pada pankreas hancur serta tidak lagi mampu memproduksi insulin, maka gula tidak bisa masuk ke sel. Kondisi ini menyebabkan gula menumpuk dalam darah, kemudian memicu gula darah tinggi (hiperglikemia).
Akibat gula darah yang terlalu tinggi, penderitanya akan mengalami gangguan penglihatan, ginjal, saraf, dan gusi. Makanya, penderita diabetes tipe 1 ini membutuhkan suntikan insulin rutin. (Deni/R4/HR-Online)