Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Setelah rumahnya ambruk pada Bulan Juli lalu, Keluarga Suhendar, warga Dusun Tamansari, RT 14 RW 04,Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kini masih tinggal di tenda (terpal). Keluarga ini juga dibayangi rasa was-was jika sisa bangunan rumah tersebut kembali roboh.
Ineng (38), istri Suhendar, saat ditemui Koran HR, Senin (21/10/2019), mengatakan, sejak rumahnya ambruk pada Juli lalu, dirinya beserta ketiga anaknya harus rela tinggal di tenda yang didirikan di tepi bangunan rumah yang kini kondisinya memprihatinkan.
“Terus terang saja kami tidak mempunyai biaya, sehingga kami terpaksa harus tinggal di dalam tenda. Suami saya tidak mempunyai pekerjaan tetap, sehingga jangankan untuk memperbaiki rumah yang ambruk, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari saja sudah kerepotan,” katanya.
Ineng mengaku, sejak rumahnya mengalami kerusakan akibat ambruk, pihaknya belum bisa kembali mendirikan rumah.
“Saat kejadian, kami menerima bantuan dari BPBD Ciamis berupa terpal, sembako, satu set alat makan. Kemudian dari Kades diberi mie instan 5 bungkus, roti dua bungkus, minyak sayur 1 liter dan sarden,” katanya.
Mirisnya, selain belum tersentuh bantuan perbaikan rumah, keluarga miskin yang menanggung tiga orang anak ini juga awalnya tidak pernah tersentuh bantuan sosial apapun dari pemerintah.
“Boro-boro saya mendapatkan PKH, BPNT saja saya tidak pernah menerima. Pokoknya saya tidak pernah menerima bantuan apa-apa seperti orang lain. Jaminan kesehatan pun sama, keluarga saya mah gak dapat,” terang Ineng.
Kepala Dusun Tamansari, Kusnadi, membenarkan hal itu. Menurut dia, sejak rumah ambruk, keluarga Suhendar memang belum mendapatkan bantuan perbaikan rumah.
“Sejak kejadian hingga sekarang, memang belum ada bantuan untuk memperbaiki rumahnya. Padahal dari dulu, kami sudah mengajukan permohonan. Namun entah kenapa hingga saat ini belum ada tindakan apa-apa” katanya.
Masih menurut Kusnadi, kondisi rumah keluarga Suhendar memang sangat memprihatinkan dan tidak layak untuk dihuni. Sehingga sementara ini mereka tinggal di dalam tenda.
“Kami khawatir, tempat tinggal yang menempel di dinding rumah rusak itu. Kondisi bisa berbahaya bagi keluarga ini. Saya yakin jika ada hujan, rumahnya yang sudah rusak ini akan ambruk dan bisa menimpa penghuninya,” kata Kusnadi.
Kusnadi juga membenarkan, keluarga Suhendar tidak pernah tersentuh bantuan sosial apapun dari pemerintah.
“Memang benar keluarga inti tidak pernah menerima bantuan PKH atau BPNT, saya juga heran, padahal keluarga ini selalu diusulkan. Namun entah kenapa tidak pernah tercover juga. Yang datang malah data-data lama, sehingga wajar jika mereka (keluarga miskin) banyak yang tidak menerimanya,” kata Kusnadi.
Sebelumnya, rumah milik Suhendar, warga Dusun Tamansari, RT 14, RW 04, Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ambruk pada Kamis (18/07/2019) lalu.
Berdasarkan informasi, rumah tersebut tiba-tiba ambruk di bagian dinding ketika penghuninya tengan berada di dalam rumah. Akibatnya, penghuni rumah yang terdiri dari lima orang anggota keluarga itu langsung berhamburan ke luar untuk menyelamatkan diri.
Kini, kondisi rumah keluarga Suhendar masih terlihat kerusakannya. Bahkan keluarga yang tinggal di tenda ini tidak bisa lagi menempatinya. Terlihat juga beberapa kayu penyangga dipasang pemilik untuk menjaga agar sisa bangunan yang masih berdiri tidak ambruk. (Suherman/Koran HR)