Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Miris, akibat faktor kemiskinan, kakek tua bernama Marto (70), warga Dusun Kertaharja, RT. 29/08, Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terpaksa harus tinggal di antara reruntuhan bangunan rumahnya, tepatnya di sebuah sebuah dapur yang kondisinya sangat membahayakan jiwanya.
Pantauan HR Online, Jum’at (25/10/2019), kondisi rumah kakek Marto ini sudah lama ambruk, hanya bagian dapurnya saja yang tersisa. Itupun kini kondisinya sudah mulai ambrol sehingga mengancam keselamatan bagi penghuninya.
“Untuk memperbaiki rumah saya yang ambruk, saya sudah tidak mampu karena kondisi ekonomi saya seperti ini. Untuk makan sehari-hari saja saya hanya mengandalkan beras program BPNT,” tuturnya, saat ditemui di rumahnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun HR Online di lapangan, kondisi rumah kakek Marto yang didirikan di atas lahan milik orang lain itu dibiarkan tanpa adanya upaya perbaikan, atau bantuan dari pemerintah.
Kakek Marto pun harus rela tidur di antara sisa bangunan rumah yang sudah roboh, tepatnya di bagian dapur yang sudah sangat tidak layak untuk dihuni. Karena, seluruh bagian atapnya sudah rusak, sehingga jiwanya terancam di setiap waktu.
Salah seorang tetangga Marto, Jayusman, mengaku kalau dirinya prihatin atas kurang pedulinya pemerintah terhadap rakyatnya yang hidup dalam kesusahan.
“Padahal sejak ambruk dulu, kami sudah melaporkan dan mengajukan permohonan bantuan untuk perbaikan rumah kakek Marto. Namun, hingga saat ini hanya baru ada bantuan dari BPBD berupa sembako. Bantuan itu diberikan waktu terjadinya ambruk dulu,” katanya.
Untuk hal ini, lanjut Jayusman, dirinya kembali melaporkan secara langsung kepada Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui dinas terkaitnya. Diharapkan Pemda Ciamis bisa segera meresponnya.
Menurut Jayusman, rumah kakek Marto memang berada di atas tanah miliknya. Tapi, jika pemerintah mau membantu mendirikan bangunan rumah untuk Marto, dirinya akan memberikan ijin untuk digunakan sampai kapanpun.
“Perlu diketahui juga, di sini bukan hanya kakek Marto saja yang harus mendapatkan perhatian dari pemerintah, masih ada dua warga lansia lagi yang benar-benar butuh perhatian khusus, yaitu keluarga Parto yang rumahnya juga sudah reyot dan tidak pernah tersentuh bantuan sosial dari pemerintah. Ada juga anak yatim yang benar-benar harus mendapatkan perhatian,” ungkap Jayusman.
Sementara itu, Kepala Dusun Kertaharja, Maryono, saat ditemui di Kantor Desa Kertahayu, mengatakan, kondisi tersebut sudah dilaporkan ke pihak pemerintah kabupaten.
“Ini sudah kami laporkan. Bahkan dari dulu juga kami sudah laporkan kasus ini. Tapi, hingga saat ini kami masih menunggu kapan bantuan itu akan turun. Katanya sih masuk program Rutilahu tahun 2020 mendatang,” katanya. (Suherman/R3/HR-Online)