Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Dampak musim kemarau panjang, sekitar 3.000 pohon belimbing madu di areal kebun belimbing madu, Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, kekeringan. Para petani pun mengeluh karena banyak uang dari calon pembeli yang tidak terkantongi.
Padahal menurut mereka, setiap harinya selalu ada konsumen yang datang langsung ke kebun untuk membeli belimbing madu. Tapi, imbas dari musim kemarau membuat pohon terkendala dalam berbuah.
“Uang sudah di depan mata, tetapi buah yang dihasilkan malah menurun. Musim kemarau yang panjang ini memang sangat memengaruhi hasil panen buah belimbing,” kata Arul, salah seorang petani belimbing madu, kepada Koran HR, Senin (30/09/2019).
Arul juga mengatakan, saat ini banyak buah belimbing yang masak sebelum waktunya. Hal itu adalah imbas dari kekurangan air. Bahkan, banyak pula yang rontok ketika masih bunga maupun sudah berbentuk buah.
Senada diungkapkan Nurhidayat, petani belimbing lainnya, bahwa pada musim kemarau seperti sekarang ini hasil panen belimbing menurun, dari 90 persen menjadi sekitar 30 persen.
“Cuaca yang panas dan sulitnya air membuat tanaman kekeringan, pohon belimbing jadi tidak berbuah seperti biasanya,” tutur Nurhidayat, saat ditemui Koran HR, di kebun belimbing madu miliknya.
Meski begitu, namun para petani tetap merasa bersyukur karena pohon belimbing masih bisa berbuah, walaupun hasilnya tidak maksimal. Namun, untuk harga jual tetap stabil, yakni Rp 15 ribu per kilogram.
“Kendala kekurangan air karena kemarau dan minimnya buah yang dihasilkan akibat banyak yang rontok dan masak sebelum waktunya sehingga buah menjadi langka, tapi kami tetap menjual dengan harga seperti biasanya, karena selain harganya di sini sudah standar segitu, buahnya juga tidak seperti biasanya,” pungkas Nurhidayat. (Sugeng/Koran HR)