Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada laman websitenya sudah menawarkan penjualan tiket untuk tiga kereta api eksekutif yang rute perjalanannya dari Stasiun Kabupaten Ciamis. Tiga kereta eksekutif itu adalah Mutiara Selatan, Lodaya dan Malabar. Rencananya, tiga kereta tersebut akan mulai berhenti di Stasiun Ciamis pada 1 November mendatang.
Kepala Dinas Parhubungan Kabupaten Ciamis, Endang Sutrisna, membenarkan terkait informasi tersebut. Dia mengatakan adanya layanan pemberangkatan kereta api eksekutif dari Stasiun Ciamis merupakan buah dari hasil pembicaraan antara Bupati Ciamis Herdiat Sunarya dengan pihak PT KAI beberapa waktu lalu.
“Selama ini kan tidak ada satupun kereta api eksekutif yang berhenti di Stasiun Ciamis. Sementara masyarakat Ciamis apabila ingin menggunakan kereta api eksekutif harus naik dari Stasiun Tasikmalaya atau Stasiun Banjar. Makanya, Pak Bupati mengajukan permohonan agar status Stasiun Ciamis ditingkatkan seperti Tasik dan Banjar,” ujarnya, kepada Koran HR, Selasa (22/10/2019).
Endang menambahkan sebenarnya Bupati Ciamis menginginkan seluruh kereta api eksekutif berhenti di Stasiun Ciamis. Namun, kata dia, PT KAI baru mengabulkan tiga kereta api eksekutifnya yang bulan November ini bisa melayani penumpang dari Stasiun Ciamis.
“Jadi, PT KAI mengabulkannya secara bertahap. Sekarang tiga kereta api eksekutif dulu. Mungkin kedepan seluruh kereta api bisa melayani penumpang dari Stasiun Ciamis,” ujarnya.
Saking seriusnya Bupati Ciamis ingin meningkatkan status Stasiun Ciamis, lanjut Endang, sampai sempat menawarkan bantuan anggaran kepada PT KAI untuk melakukan pembenahan fasilitas di dalam stasiun .
“Namun ternyata tidak mudah pemerintah daerah memberikan bantuan untuk fasilitas stasiun. PT KAI yang merupakan salah satu BUMN pun sama tidak mudah menerima bantuan dari pihak ketiga. Harus ada kesepakatan MoU yang prosedurnya cukup panjang,” katanya.
Akhirnya, kata Endang, PT KAI akan menganggarkan secara bertahap untuk pembenahan fasilitas di dalam Stasiun Ciamis atau tanpa harus menerima bantuan anggaran dari Pemkab Ciamis.
“Hasil pembicaraan terakhir dengan PT KAI, akhirnya kami hanya diminta untuk melengkapi fasilitas umum yang berada di luar stasiun. Seperti menambah penerangan jalan, membuat halte untuk penumpang angkot dan beberapa fasilitas lainnya,” ujarnya.
Endang berharap dengan menggeliatnya arus penumpang dari Stasiun Ciamis bisa memberi dampak positif terhadap geliat ekonomi di wilayah Ciamis kota.
“Akses transportasi merupakan salah satu penunjang dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Makanya alasan kami memohon agar seluruh kereta api berhenti di Ciamis untuk menunjang hal tersebut,” pungkasnya. (Bgj/Koran HR)