Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Warga di sekitar Situs Rancawati, Dusun Karangmukti, Desa Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, memiliki tradisi turun-temurun, yaitu sedekah bumi.
Masyarakat setempat memaknai sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi, atau diartikan sebagai pula do’a bersama untuk kebaikan warga sekitar yang disertai dengan mengirim do’a bagi arwah leluhur masing-masing.
Sedekah bumi yang digelar warga di sekitar Situs Rancawati, Kecamatan Langensari, Kota Banjar itu selalu dilaksanakan setiap tahun, tepatnya pada bulan Muharam, hari Jum’at Kliwon atau Selasa Kliwon.
“Kegiatan ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas limpahan rahmat nikmat dan karunia dari Allah SWT, sekaligus mengenang jasa pembuka wilayah, juga para leluhur dengan cara mendo’akannya,” terang Kiai Muhibun (49), tokoh agama yang ada di wilayah tersebut, saat ditemui HR Online di rumahnya, Kamis (26/09/2019).
Ia juga mengatakan bahwa, tradisi sedekah bumi yang sudah turun-temurun ini hampir hilang. Kemudian, ia bersama warga setempat berinisiatif untuk menghidupkannya kembali. Ia pun bersyukur karena kini sedekah bumi di tempatnya sudah bisa berjalan lagi, dan tahun ini memasuki tahun yang ketiga.
Setiap acara sedekah bumi, warga setempat memotong kambing yang nantinya akan dimasak dan dimakan bersama-sama, dilanjutkan dengan hotaman Al-Qur’an dan mengirimkan do’a kepada para leluhur, serta berdo’a bersama memohon keselamatan dan ketentraman lingkungan.
“Hari ini memotong kambing dan hotaman Al-Qur’an, dan acara intinya adalah nanti malam karena tepat malam Jum’at Kliwon,” kata Kiai Muhibun.
Senada disampaikan Mbah Karmin (80), cucu dari Mbah Jawi yang dulunya merupakan tokoh masyarakat di sekitar Situs Rancawati, dan Mbah Karmin sendiri merupakan generasi penerus dari perjuangan Mbah Jawi.
“Di antara yang diperjuangkan Mbah Jawi dahulu adalah keselamatan dan ketentraman lingkungan. Semoga dengan sedekah bumi ini, masyarakat selalu dirahmati Allah dan dijauhkan dari segala balak, sekaligus mengingat perjuangan para leluhurnya, khususnya Mbah Kakung Linggarjaya dan Mbah Putri Herawati, yang merupakan nama asal muasal Situs Rancawati,” katanya.
Lebih lanjut Mbah Karmin menjelaskan, Mbah Jawi bersama sahabatnya, Mbah Mulyareja, merupakan tokoh masyarakat setempat yang menjaga dan merawat Situs Rancawati. Keduanya berasal dari Kebumen. Wafat pada tahun 1974 dan dimakamkan di areal Situs Rancawati.
Sepeninggal Mbah Jawi, perawatan Situs Rancawati diteruskan oleh putra Mbah Jawi, yaitu Mbah Nawintana, namun wafat pada tahun 2004, dan putra Mbah Mulyareja, yaitu Mbah Komari.
Saat ini, selain dilestarikan oleh warga sekitar, Situs Rancawati dijaga dan dirawat oleh keturunan Mbah Jawi, yakni Mbah Karmin dan keturunan Mbah Komari, yakni Kiai Muhibun yang dikenal dengan Kiai Gondrong.
Sementara itu, dari pantauan HR Online di lokasi acara sedekah bumi pada Kamis siang tadi, tampak warga sekitar Situs Rancawati berbondong-bondong berkumpul dan khusuk menghatamkan baca Al-Qur’an yang dilanjutkan dengan berdo’a bersama. (Sugeng/R3/HR-Online)