Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menegaskan, pada rencana pembangunan jalan tol Bandung-Cilacap, pihaknya memutuskan akan membangun exit tol atau pintu gerbang tol di wilayah Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar. Menurutnya, semua daerah yang terlewat jalan tol akan kebagian jatah gerbang pintu tol.
Hal itu dikatakan Kang Emil—sapaan akrab Ridwan Kamil— usai menghadiri acara festival layang Lakbok yang bertempat di Desa Sidaharja, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jum’at (27/09/2019) malam. Pada kesempatan itu, Kang Emil didampingi Bupati Ciamis Herdiat Sunarya dan Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra.
Pernyataan itu tentunya berbeda dengan hasil keputusan rapat kordinasi pematangan rencana pembangunan Jalan Tol Bandung-Cilacap, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (25/9/2019) lalu.
Pada hasil rapat itu disebutkan exit tol Bandung-Cilacap bakal dibangun di empat lokasi. Satu lokasi di wilayah Kabupaten Bandung, dua lokasi di wilayah Kabupaten Garut, dan satu lokasi di wilayah Kota Tasikmalaya.
Sedangkan pada pembangunan tahap kedua, exit tol Bandung-Cilacap akan dibangun di wilayah Kalipucang, atau sekitar 17 kilometer menuju kawasan Pariwisata Kabupaten Pangandaran.
“Saya tegaskan bahwa di Ciamis akan dibangun exit tol pada saat nanti pembangunan jalan tol Bandung-Cilacap. Ini adalah hadiah untuk masyarakat Ciamis. Begitu pula di Kota Banjar akan dibangun juga,” katanya.
Kang Emil juga membantah bahwa saat rapat koordinasi kemarin memutuskan tidak memasukan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar sebagai daerah yang dibangun pintu tol pada rencana pembangunan jalan tol Bandung-Cilacap.
“Pada pertemuan kemarin saya juga hadir. Di Ciamis dan Banjar ada pintu tol. Pokoknya semua daerah di Jawa Barat yang terlewat oleh jalan tol Bandung-Cilacap akan mendapat jatah pintu tol,” tegasnya.
Kang Emil pun berjanji dirinya akan menginformasikan kepada masyarakat perihal exit tol tersebut melalui media sosialnya. “Nanti titik-titik lokasinya akan saya sampaikan di media sosial,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahardian, menjelaskan, jarak tempuh pembangunan tol tahap 1, yakni mulai dari Gedebage sampai Tasikmalaya adalah 95,2 kilometer. Kemudian pada tahap 2, yakni Tasikmalaya sampai ke Cilacap, sepanjang 111 kilometer.
Menurut Hedy, pembangunan tol Bandung-Cilacap ini merupakan konsistensi paling panjang dari pemerintah. Dan sesuai rencana, proses usulan Penlok dilaksanakan pada kurun Bulan Mei 2019 sampai Bulan April 2020.
Terkait proses prakualifikasi, kata Hedy, akan dilaksanakan antara Bulan Oktober sampai Desember 2019. Kemudian proses lelangnya, dilaksanakan antara Bulan Desember 2019 sampai Juni 2020.
Sedangkan proses pembebasan tanah, dilaksanakan mulai Bulan April 2020 sampai Tahun 2022. Kemudian proses rekontruksi pembangunan tahap I, dilaksanakan antara tahun 2022 sampai 2024. Dan tol baru bisa dioperasikan pada Bulan April Tahun 2024. (Muhafid/R2/HR-Online)