Tanda sakit perut yang perlu diwaspadai agar tidak berlanjut dan memunculkan penyakit berbahaya. Karena, ada beberapa gejala sakit di perut yang bisa dikatakan tidak normal, menandakan adanya masalah serius.
Gangguan pencernaan atau penumpukan gas akibat asupan karbohidrat biasanya akan membuat perut Anda terasa tidak nyaman. Namun, seperti apa tanda sakit perut yang dikatakan tidak normal dan membahayakan itu?
Dirangkum dari berbagai sumber, Senin (23/09/2019), berikut ini beberapa tanda sakit perut yang perlu diwaspadai dan harus segera diperiksakan ke dokter.
Tanda Sakit Perut Tidak Normal
Sakit Perut Setelah Makan Banyak
Menurut ahli gastroenterologi di St. Joseph Hospital, Hardeep Singh M.D., bahwa rasa sakit perut yang luar biasa setelah makan banyak dan tak kunjung hilang bisa menjadi pertanda serangan empedu.
Pasalnya, fungsi utama kantung empedu adalah menyimpan empedu, kemudian mendistribusikannya ke usus kecil guna membantu pencernaan lemak.
Namun, ketika kantung empedu yang terletak di bawah hati itu tersumbat dan mengalami peradangan, maka kondisi seperti itu bisa menyebabkan penyakit pada kantung empedu.
Nyeri Samar di Perut Bagian Atas
Menurut Robert Glatter M.D., juru bicara di American College of Emergency Physicians (ACEP), rasa sakit yang tidak jelas di area perut bagian atas atau tengah dengan dibarengi rasa mual dan sendawa, itu memberitahukan pada Anda tentang serangan jantung.
Selain itu, rasa mual hingga muntah yang terkait dengan sesak napas dan sakit rahang atau punggung juga membahayakan dan bisa mengancam jiwa, sehingga harus segera mendapatkan perawatan.
Sakit Perut di Bagian Kiri Bawah
Tanda sakit perut yang perlu diwaspadai berikutnya adalah rasa sakit perut di sisi kiri bawah. Saat rasa sakit tersebut semakin memburuk ketika Anda bergerak, kemungkinan itu pertanda divertikulitis, yaitu konsdisi kantung-kantung kecil di usus besar terhambat dan berlubang.
Kondisi tersebut bisa diobati dengan menggunakan antibiotik serta beberapa pelunak feses guna mengurangi risiko infeksi. Tapi mungkin para ahli kesehatan menyarankan bahwa sebenarnya antibiotik tidak diperlukan.
Kemungkinan dokter akan memberikan resep penghilang rasa sakit, dan melihat apakah resep tersebut bisa cukup sebelum memberikan obat yang lebih kuat kepada Anda.
Kram Perut Berkaitan dengan Diare
Hardeep Singh menyebutkan, sembelit atau diare yang disertai dengan kram perut atau perasaan perut kembung bisa mengindikasikan sindrom iritasi usus. Jika Anda mengalami hal tersebut, disarankan minum obat yang bisa meringankan rasa sakit.
Di samping itu, dengan mengelola diet dan stres juga dapat mengendalikan terjadinya iritasi usus besar dalam jangka waktu yang lama.
Sakit Perut yang Hebat Secara Tiba-tiba
Robert Glatter mengatakan, jika Anda mempunyai riwayat penyakit ulkas peptikum atau mengonsumsi obat non steroid anti inflamasi (NSAID), serta mengalami rasa nyeri yang hebat secara tiba-tiba, mungkin hal itu terjadi akibat perforasi di perut Anda.
Perforasi pelu prosedur bedah lantaran dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius, atau biasa disebut peritonitis ketika kondisi seperti itu tidak segera ditangani.
Peritonitis sendiri adalah peradangan pada peritoneum yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri atau jamur yang muncul menyerupai selaput sutra yang menutupi organ-organ pada bagian perut.
Pasalnya, ketika rongga di area perut terkontaminasi, maka kondisi ini dapat menyebabkan syok septik yang bisa melemahkan organ-organ penting lainnya, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian, terkecuali kalau Anda menjalani operasi.
Sakit Perut dan Penurunan Berat Badan
Menurut profesor kedokteran dan psikiatri di Washington University School of Medicine in St. Louis, Gregory Sayuk M.D., M.PH., bahwa sakit perut yang terasa menusuk disertai dengan penurunan berat badan, gejala anemia, dan terdapat darah dalam tinja.
Atau di keluarganya memiliki riwayat kanker gastrointestinal dan penyakit radang usus, maka hal itu sebagai tanda sakit perut yang perlu diwaspadai, karena tanda tersebut menunjukan adanya penyakit serius, mungkin saja kanker. (Eva/R3/HR-Online)