Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Semasa hidupnya, Syekh Sanusi, sebagai pioneer Kecamatan Langensari, Kota Banjar, mengetahui betapa pentingnya sumber daya manusia (SDM) di waktu mendatang, sehingga dirinya merasa perlu merealisasikan sarana pendidikan untuk masyarakat di Kecamatan Langensari.
Ahmad Saidun, cucu Syekh Sanusi, saat ditemui Koran HR di rumahnya yang berada di Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Selasa (27/08/2019), menuturkan, dalam riwayat hidupnya yang dikeluarkan pada tanggal 06 Desember 1962, tercatat pada tahun 1958-1961, Syekh Muhammad Sanusi sudah mendirikan sarana pendidikan dan sarana kepentingan umum, baik di Kecamatan Langensari, maupun di Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis. Bahkan sampai ke Jawa Tengah, tepatnya Kecamatan Cipari dan Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap.
Sarana pendidikan dan sarana kepentingam umum yang berada di Kecamatan Langensari berupa 5 bangunan masjid, 2 sekolah di Desa Langensari dan Muktisari, 1 pasar di Muktisari, 2 masjid di Dusun Sampih, 1 masjid di Dusun Bantardawa, 1 masjid di Sasagaran, dan 3 masjid di Dusun Kedungwaringin.
“Sekolah yang pertama dibangun beliau di Langensari adalah SD 01 Langen dan SD 05 Langen, dan juga mendirikan tempat pendidikan khusus pengajaran ilmu kesucian jiwa yang dikenal dengan nama Ilmu Thoriqoh, bertempat di Mushola As Sanusiyah, 100 meter sebelah Utara Stasiun Langensari, sampai beliau wafat,” terang Ahmad Saidun.
Karena itulah, Syekh Sanusi juga dikenal sebagai Guru Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqshsyabandiyah atau guru pembimbing jiwa manusia menuju kemuliaan.
Murid-murid Syekh Muhammad Sanusi Langensari datang dari berbagai daerah di Indonesia. Adapun dalam metode pembelajarannya menyesuaikan dengan kelasnya masing-masing. Dengan demikian, pembangunan dalam bidang SDM sudah sangat difikirkan oleh Syekh Sanusi sejak jauh-jauh hari.
Baca juga: Ini Tokoh Ulama Berpengaruh Dalam Perkembangan Langensari Banjar
Wujud nyata pendidikan adalah berdirinya masjid dan sekolah, serta pasar sebagai sarana peningkatan ekonomi, dan Ilmu Thoriqoh sebagai benteng manusia supaya senantiasa berjalan di atas kebenaran.
“Itulah bukti bahwa leluhur kita telah memikirkan, betapa pentingnya SDM dari jauh-jauh hari sebelum kita dilahirkan,” pungkas Ahmad Saidun, sambil memperlihatkan kertas lusuh yang bertuliskan Daftar Riwayat Hidup Syekh Sanusi. (Sugeng/Koran HR)