Planet mirip bumi yang ditemukan oleh astronom ini memang sempat bikin heboh. Pasalnya untuk pertama kalinya astronom bisa menemukan air yang ada di atmosfer sebuah planet yang selain planet bumi.
Penemuan planet mirip bumi ini kemungkinan mendukung kehidupan. Apalagi planet yang mendapat julukan sebagai planet K2-18b itu memiliki jarak dengan matahari di zona habitat.
Karena planet itu berada di zona huni. Maka kehebohan pun terjadi di kalangan para ilmuwan.
Baca juga: Fenomena Alam Menarik Gerhana Bulan Parsial
Pada kurun waktu 10 tahun, teknologi teleskop yang terbaru kemungkinan sudah bisa menentukan. Apakah atmosfer K2-18b di dalamnya mengandung gas yang diproduksi organisme hidup sebagai salah satu bukti alien ada di sana. Penelitian tersebut telah dipublikasikan pada jurnal sains Nature Astronomi.
Pemimpin studi yaitu professor Giovana Tinetti yang berasal dari University College London menyatakan bahwa. Ini adalah pertama kalinya bisa mendeteksi air di sebuah planet yang lokasinya berada di zona huni. Sekitar sebuah bintang dimana temperaturnya memiliki potensi yang cocok dengan hadirnya kehidupan.
Zona habitat atau zona huni merupakan planet yang berada disekitar matahari atau bintang. Di mana suhunya bisa memungkinkan air di dalam kondisi cair pada permukaan planet tersebut. Seperti yang diketahui air merupakan elemen pendukung kehidupan yang dinilai paling krusial.
Jarak Planet Mirip Bumi di Zona Habitat
Jarak planet dinilai sangat jauh. 111 tahun cahaya dari bumi. Jadi sangat mustahil untuk mengirimkan wahana antariksa ke sana. Salah satu pilihan yang bisa dilakukan adalah menunggu teleskop generasi baru yang kemungkinan akan meluncur pada tahun 2020. Agar bisa menelitinya lebih lanjut.
Di atmosfer sebuah eksoplanet dengan jarak 111 tahun cahaya dari bumi ini. Para astronom telah membuat penemuan baru yakni keberadaan air cair. 50% kandungan atmosfer di planet mirip bumi K2-18b ini dapat berupa uap air.
Tetapi tidak seperti eksoplanet raksasa yang lain yang airnya terdeteksi. K2-18b merupakan bumi versi besar. Permukaannya berbatu seperti planet Bumi, Mars dan juga Venus.
Baca juga: Bukti Kehidupan di Mars, NASA: Sebagian Orang Tak Siap Mengetahuinya
Penemuan ini bukan hanya membantu para ilmuwan untuk memahami atmosfer eksoplanet yang sudah masuk ke zona layak huni. Akan tetapi juga untuk mengetahui fakta dibalik eksoplanet yang ada pada orbit dekat dengan bintang Katai merah.
K2-18b bukan ‘Bumi 2.0’ sebab jika dilihat secara signifikan lebih berat dan juga mempunyai komposisi atmosfer berbeda. Sebenarnya planet K2-18b ini ditemukan tahun 2015. Ini adalah planet angkasa luar yang sulit dijabarkan. Planet ini mengorbit cukup dekat dengan bintang Katai merah yang bernama K2-18 setiap 33 hari.
Di samping itu, tingkat radiasi bintang yang ada di planet mirip bumi ini memang sama. Kecuali untuk aktivitas pacaran tinggi yang khas seperti katai merah. Hal ini dikarenakan orbit ini tepat di tengah zona layak huni bintang, jadi tidak terlalu panas. Dengan demikian air cair bisa menguap dari permukaan. Kondisinya juga tidak terlalu dingin sehingga air cair bisa benar-benar membeku.
Adakah Kehidupan di Planet K2-18b
Ini menjadi salah satu pertanyaan terbesar di dalam sains dan kita selalu bertanya apakah di semesta ini kita sendirian. Untuk itu 10 tahun lagi kita akan mengetahui apakah terdapat bahan kimia akibat kehidupan di atmosfer planet tersebut.
Penelitian baru juga menunjukkan bahwa planet mirip bumi K2-18b ini mempunyai atmosfer. Planet ini terdeteksi oleh pesawat ruang angkasa kepler yang saat ini sudah mati. Pesawat tersebut mendeteksi planet-planet di luar tata surya lewat metode transit.
Menemukan di atmosfer planet ekstrasurya yang berpotensi layak huni adalah sebuah hal yang sangat menarik. Ini membawa kita untuk lebih dekat dalam mencari jawaban dari pertanyaan yang mendasar. Apakah bunyi hanya satu-satunya yang mengandung air dan juga kehidupan.
Inilah alasan mengapa para ilmuwan perlu memahami bukan hanya beberapa planet yang ada di galaksi. Akan tetapi ratusan diantaranya harapannya planet-planet layak huni itu akan lebih menonjol. Sehingga bisa terlihat perbedaan yang signifikan antara planet yang layak huni dan tidak.
Ilmuwan Institut Astronomi Universitas Edinburgh, Dr Beth Biller mengatakan. Dirinya merasa yakin bukti kehidupan di planet mirip bumi yang mengorbit bintang yang jaraknya jauh pada akhirnya akan ditemukan. (R9/HR-Online)