Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Petani jambu biji di wilayah Pasirpanjang, Desa Ciakar, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, mengeluh lantaran mengalami gagal panen. Hal itu disebabkan lantaran musim kemarau yang berkepanjangan.
Atok, petani jambu biji asal Ciakar, ketika ditemui Koran HR, Selasa (24/09/2019), menyebutkan, sekitar 3000 pohon jambu biji miliknya tidak berbuah karena kekurangan pasokan air.
“Pohon jambu biji itu berada di areal lahan seluas 3 hektar. Pada iklim normal, biasanya panen dua minggu sekali, rata-rata 1,2 ton perpanen,” katanya.
Di musim kemarau sekarang, Atok menuturkan, kondisi tanaman buah jambu biji miliknya tidak produktif. Pasalnya, daun pohon jambu biji menguning, bunganya rontok berguguran, sehingga tidak berbuah.
Diakui Atok, pada saat cuaca normal, dia bisa menjual hasil panen ke sejumlah pasar di luar daerah. Termasuk ke sejumlah supermarket di wilayah ibu kota Jakarta.
“Sekarang, jangankan untuk dijual ke pasar, untuk warga yang ingin mencicipi saja tidak ada,” katanya.
Petugas PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), Andri, ketika ditemui Koran HR, Selasa (24/09/2019), menjelaskan, kurang produktifnya tanaman buah jambu biji di wilayah tersebut disebabkan beberapa faktor.
“Selain karena kurangnya pasokan air, kondisi daun yang menguning dan bunga yang berguguran, juga disebabkan karena faktor usia tanaman dan serangan hama,” katanya.
Menurut Andri, takaran kandungan air yang diperlukan tanaman jambu biji berbeda-beda di setiap bagiannya. Selain serangan hama, kekurangan air di bagian tertentu akan mendorong kerontokan pada bunga.
“Hama tanaman tak hanya mengancam tumbuhan saja, akan tetapi juga mengambil air dari tanaman yang diserangnya. Maka otomatis setiap saat kandungan air dalam tumbuhan berkurang,” katanya.
Selain itu, Andri menambahkan, faktor usia juga juga bisa menjadi penyebab yang mempengaruhi kerontokan bunga. Sebab, semakin tua usia bunganya, maka akan semakin banyak kelopak bunga yang rontok. Terlebih, kalau ada seranagan hama dan kurangnya kebutuhan air. (Dji/Koran HR)