Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Pemerintah Kota Banjar melalui Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Kota Banjar, bersama stakeholder akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang penataan Alun-alun Langensari, di aula kantor DKLH, pada Rabu (25/09/2019).
Selain sejumlah stakeholder, beberapa pihak terkait pun diundang, seperti halnya Dewan Kebudayaan Kota Banjar, sejumlah tokoh masyarakat Desa Langensari, serta pihak-pihak terkait lainnya.
Kepala DKLH Kota Banjar, Yoyo Suharyono, mengatakan, dalam rencana kegiatan FGD itu akan disampaikan pemaparan studi pendahuluan DED oleh konsultan, atas hasil kajiannya setelah melakukan peninjauan dan pengukuran di lokasi Alun-alun Langensari yang akan di revitalisasi pada tahun 2020 mendatang
Pada intinya, kegiatan FGD itu bertujuan untuk membahas bersama-sama terkait penataan kawasan Alun-alun Langensari, dengan harapan ada masukan berarti dari pihak-pihak berkepentingan yang bisa menjadi bahan penyempurnaan penyusunan DED.
“Yang jelas nantinya dalam DED penataan Alun-alun Langensari itu terdapat kearifan lokalnya, termasuk pemberdayaan masyarakat harus tersedia yang dimunculkan dalam pembangunan fisiknya,” kata Yoyo, saat ditemui Koran HR, di ruang kerjanya, Selasa (24/09/2019).
Bila perlu, dibangun pula basement atau lahan parkir bawah tanah. Adapun anggaran yang dipersiapan nilainya mencapai Rp 18 miliar, namun itu pun tergantung DED-nya. Artinya, jumlah itu bisa berkurang disesuaikan DED. Jadi, anggaran yang diberikan provinsi sesuai kebutuhan.
Yoyo juga menegaskan, bahwa dalam pelaksanaannya nanti, proyek penataan Alun-alun Langensari akan dilelangkan, dan untuk penyedia jasa atau kontraktornya akan diambil dari lokal Kota Banjar. Sedangkan, kalau konsultan DED memang langsung dari Provinsi Jabar.
Kepala Bidang Pertamanan DLH Kota Banjar, Ninding, menambahkan, dalam FGD nanti, konsultan akan memberikan gambaran awal DED. Kemudian, keinginan warga juga bisa ditambahkan dalam penyempurnaan penyusunan DED.
Dia menjelaskan, penataan Alun-alun Langensari konsepnya berupa ruang terbuka publik (RTP), seperti tersedianya warung-warung kekinian, lahan parkir refresentatif, jogging track, gerbang kawasan atau tugu, dan fasilitas lainnya.
Pembangunan Alun-alun Langensari dengan konsep yang berbeda itu dikalim bakal memberikan nuansa baru. Tidak hanya sebatas Ruang Terbuka Hijau (RTH), tetapi lebih ke RTP.
“Pada prinsifnya, sasaran dari penataan Alun-alun Langensari terintegrasi dengan Mesjid Agung, serta ragam sarana penunjang tersedia dalam konsep RTP, yang tiada lain untuk mengembangkan sektor pariwisata, estetika kota, serta pemberdayaan ekonomi warga,” pungkas Ninding. (Nanks/Koran-HR)