Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Kemarau panjang yang melanda berbagai wilayah di Indonesia membuat para petani kelimpungan, termasuk di wilayah Sidamulih, Kabupaten Pangandaran. Pasalnya, areal sawah mereka kini kesulitan menemukan air, bahkan tanah pun banyak yang terbelah.
Kepala Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih, Upang Supandi, mengatakan, di wilayahnya dampak kemarau panjang paling parah berada di Dusun Jumbleng dan Dusun Cipanggang dengan luas sawah sekitar 220 hektar. Akibat kemarau ini, sawah ratusan hektar ini tidak bisa ditanami apapun.
“Sumber mata air yang biasanya jadi andalan petani, kini kondisinya mengering. Sehingga saat ini benar-benar kita kesulitan air untuk pertanian,” katanya kepada Koran HR, Senin (23/9/2019).
Upang menambahkan, meskipun di desanya tersebut terdapat beberapa Gapoktan yang memiliki mesin sedot hasil bantuan pemerintah, namun karena Sungai Citonjong debit airnya bekurang dan airnya pun asin. Sehingga petani tidak bisa menggunakannya.
Ujang Kardi, salah seorang warga, mengatakan, ketika perairan di wilayahnya normal, maka petani bisa memanen padi selama setahun bisa mencapai dua kali. Namun pada musim kemarau ini, petani belum mau mengambil langkah untuk menanam karena kondisinya kering. Bila itu dipaksakan, petani bisa merugi.
“Memang kemarau tahun ini paling parah. Bukan saya saja yang mengalami dampak kemarau ini, tapi petani lainnya juga begitu. Mudah-mudahan saja hujan segera turun,” katanya. (Entang/Koran HR)