Efek samping diet vegetarian atau vegan ternyata lebih berbahaya ketimbang yang tidak melakukan veget. Ini terutama berhubungan dengan tingkat risiko terkena stroke orang yang melakukan diet vegetarian.
Selama ini banyak orang yang beranggapan bahwa diet vegetarian atau diet vegan merupakan salah satu cara menjalani gaya hidup sehat. Apalagi makanan hewani diketahui menjadi pemicu banyak penyakit.
Diet vegetarian dilaksanakan dengan menghindari makanan daging hewani. Namun mereka umumnya masih memberikan toleransi untuk produk turunannya, seperti telur, keju, atau susu hewani.
Sedangkan orang yang melaksanakan diet vegan sema sekali menolak semua jenis makanan yang berasal dari hewan. Termasuk produk turunannya. Mereka hanya mengonsumsi makanan nabati.
Manfaat Diet Vegetarian
Tak sedikit hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa selain menurunkan berat badan, diet vegan juga memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh.
Ada banyak manfaat diet vegetarian yang akan diperoleh orang yang melakukannya. Bahan makanan hewani ditengarai mengandung lebih banyak lemak tinggi dan kolesterol ketimbang makanan nabati. Kolesterol adalah pemicu penyakit degeneratif.
Banyak penelitian yang menemukan keutamaan diet ini tanpa adanya efek samping diet vegetarian. Seperti tingkat harapan hidup yang lebih baik, lebih sehat, lebih awet muda, dan jauh dari penyakit mematikan.
Sayuran, buah-buahan, dan makanan nabati yang menjadi asupan utama diet vegetarian dikenal kaya gizi dan mineral yang ampuh menangkal radikal bebas, bersifat anti kanker, dan mampu mencegah beragam penyakit mematikan.
Penelitian Tentang Efek Samping Diet Vegetarian
Dibalik manfaatnya yang begitu besar ternyata juga tersimpan efek samping diet vegetarian yang cukup mengejutkan. Kabar ini sedang menjadi viral dan menjadi berita terpopuler dalam seminggu terakhir.
Sebuah riset terbaru menemukan bahwa orang yang melakukan diet vegetarian justru berisiko terkena stroke tiga kali lebih tinggi ketimbang orang yang tidak melakukan vegetarian atau vegan.
Hasil temuan tim peneliti dari Oxford itu dimuat dalam jurnal British Medical Journal. Tidak main-main, riset itu dilakukan selama 18 tahun dengan mengamati kehidupan tak kurang dari 48.000 orang.
Ada tiga kelompok yang diteliti. Separo dari jumlah subyek penelitian adalah pemakan daging, 7.500 orang kelompok pescatarian atau pemakan ikan, dan 16.000 orang lebih mengaku melakukan vegetarian.
Dalam penelitian yang dilaksanakan dari tahun 1993 sampai 2001 itu peserta juga ditanya tentang diet yang dilakukan, aktivitas fisiknya, kebiasaan merokok, hinggasejarah medisnya.
Hasilnya, ditemukan 1.072 kasus stroke termasuk 300 stroke hemoragik dan 2.820 kasus penyakit jantung koroner (PJK). Pada kelompok pescatarian ditemukan risiko PJK sebesar 13 persen lebih rendah dibandingkan kelompok pemakan daging.
Untuk kelompok vegetarian juga mempunyai risiko 22 persen lebih rendah mengalami PJK.Yang menarik, kelompok diet nabati justru mempunyai risiko stroke 20 persen lebih tinggi.
Risiko atau efek samping diet vegetarian ini menurut para peneliti berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B12. Namun para peneliti juga menekankan pentingnya penelitian lain untuk memastikan kesimpulan ini.
Penelitian bernama EPIC-Oxford itu juga belum bisa membuktikan apakah risiko itu berhubungan dengan pola makan dalam diet atau ada faktor lain dari gaya hidup vegetarian yang dijalankan.
Banyak ahli yang merespon dan menanggapi hasil penelitian itu. Tak sedikit pula kalangan medis yang menyatakan bahwa hasil riset itu tidak bisa menyimpulkan bahwa diet vegetarian tidak sehat.
Ahli diet dari British Dietetic Association bernama Dr Frankie Phillips mengatakan bahwa riset bersifat observasi yang hanya melihat apa yang dimakan orang selama bertahun-tahun.
“Itu adalah asosiasi dan bukan sebab-akibat,” katanya. Namun hasil penelitian itu juga memberikan pesan yang jelas bahwa diet sehat perlu dilakukan dengan terencana, masuk akal, makan asupan yang bervariasi.
Dengan mengetahui efek samping diet vegetarian seperti hasil penelitian itu kita sebaiknya mengambil manfaatnya agar mengkonsumsi makanan yang lebih variatif dan tidak berlebihan. (R8/HR-Online)