Untuk pertama kalinya dalam sejarah, black hole raksasa tertangkap teleskop luar angkasa tengah menarik dan bahkan merobek bintang.
Padahal diketahui bahwa bintang tersebut memiliki ukuran yang besarnya sama dengan matahari Bumi dan jaraknya 375 juta tahun cahaya.
Sesuai dengan penjelasan para peneliti di Astrophysical Journal, bintang tersebut tampak melengkung dan berliku mengarah ke tarikan gravitasi black hole supermasif.
Black Hole Raksasa dan Fakta-faktanya
Teleskop yang berhasil menangkap lubang hitam raksasa yang merobek bintang diketahui bernama Transiting Exoplanet Survey Satellite TESS.
Teleskop tersebut berperan penting sebagai pencari planet milik NASA. Dalam kinerjanya, teleskop ini mengabadikan garis waktu terperinci sejak awal sampai akhir.
Black hole raksasa diketahui sangat membahayakan bintang. Hal ini dikarenakan bintang akan terperangkap saat letaknya terlalu dekat dengan lubang hitam supermasif tersebut.
Seperti yang diketahui, fenomena tersebut ada di pusat sebagian besar galaksi. Bahayanya, lubang hitam memiliki gaya gravitasi yang cukup besar.
Dengan gaya grativasi yang tinggi, lubang hitam raksasa bisa menghancurkan bintang dengan mudah. Sebagian materialnya akan hancur dan tersebar di ruang angkasa, sementara sisanya akan masuk ke dalam lubang hitam.
Untuk mendeteksi fenomena black hole raksasa tersebut, para astronom memanfaatkan jaringan teleskop yang ada di seluruh dunia sebelum melihat TESS.
Perlu untuk anda ketahui bahwa teleskop ini dirancang sedemikian rupa agar bisa mendeteksi planet yang jaraknya jauh.
Seorang astronom untuk Carnegie Institution for Science yang bernama Homas Holoein mengungkapkan bahwa kombinasi tersebut sangatlah menguntungkan. Dijelaskan juga bahwa hal tersebut dibutuhkan untuk memicu peningkatan ilmu pengetahuan mendatang.
Homas Holoein menambahkan bahwa secara khusus kami bisa mengukur tingkat kecerahannya setelah mulai muncul. Selain itu, kami juga mengamati penurunan suhu dan kecerahannya yang memang terkesan unik.
Mengenal Black Hole
Black hole (lubang hitam) merupakan kumpulan bintang dengan massa lebih dari 20 massa matahari. Bintang-bintang ini mengalami kematian karena ledakan besar yang dikenal dengan istilah supernova.
Fenomena black hole raksasa tersebut meninggalkan inti yang massa minimumnya sebesar 3 massa matahari dan melewati proses keruntuhan gravitasi karena tak ada kekuatan yang bisa mengimbanginya dari dalam.
Massa inti tersebut kemudian mendistorsi dimensi ruang waktu ke titik. Dalam hal ini, massa dikompresi sampai menjadi titik yang sangat kecil sehingga menyebabkan densitasnya tak terbatas.
Kini hal tersebut dikenal dengan istilah singularitas atau pusat black hole. Lubang hitam ini juga memiliki bagian lain yaitu horizon dan ergosfer.
Penampakan Black Hole di Luar Angkasa untuk Pertama Kalinya
Tanggal 10 April 2019 dicatat sebagai penampakan black hole untuk pertama kalinya dalam sejarah. Black hole ini berhasil diabadikan oleh beberapa teleskop dan ilmuwan di dunia.
Black hole raksasa ini ditemukan di pusat galaksi M87 dalam gugus galaksi Virgo yang adalah tetangga galaksi Bima Sakti. Ditemukannya black hole membuktikan bahwa teori relativitas yang digagas oleh Albert Einstein memang benar adanya.
Para ilmuwan yang berasal dari berbagai negara pun mengadakan tujuh konferensi pers guna memberitahukan keberhasilannya dalam mengambil foto black hole.
Adapun salah satunya yaitu konferensi pers yang diadakan di Yayasan Sains Nasional Amerika Serikat. France Cordova selaku direktur yayasan tersebut mengungkapkan bahwa keberhasilan dalam mendapatkan foto black hole adalah momen luar biasa di dalam dunia astrofisika.
Dalam foto penampakan black hole raksasa untuk pertama kalinya, terlihat adanya gas terang yang menyusut ketika jatuh ke dalamnya.
Black hole ini terletak 55 juta tahun cahaya dari Bumi. Diketahui juga bahwa black hole ini mempunyai massa 6,5 miliar kali lebih berat jika dibandingkan matahari.
Diperkirakan juga bahwa rentang lubang hitam berukuran tiga kali lebih panjang daripada jalur rotasi planet Pluto. Meski besar, namun black hole tersebut sulit untuk dilihat karena daya tarik gravitasinya yang kuat.
Tingginya gaya gravitasi memungkinkan cahaya tak bisa lolos meski telah melewati cakrawalanya. Cakrawala black hole ini sendiri juga dikenal sebagai the point of no return.
Penampakan black hole raksasa memperlihatkan bentuk cincin terang. Hal ini dikarenakan kekuatan lubang hitam dalam menarik materi yang ada di sekitarnya. Tidak mengherankan jika lubang hitam di luar angkasa sangat menyita perhatian publik. (R9/HR-Online)