NASA mengungkapkan fakta mengerikan karena tak sempat bisa mendeteksi adanya asteroid sebesar lapangan bola menuju Bumi. Hal tersebut diketahui dari email internal yang dikirimkan pada karyawan NASA belum lama ini.
Dalam email tersebut diketahui bahwa asteroid yang dimaksud bernama 2019 OK. Asteroid 2019 OK ini sangat mengejutkan NASA karena tiba-tiba muncul tanpa bisa dilacak pada 25 Juli lalu.
2019 OK baru bisa terlacak sekitar 24 jam sebelum terlihat melintasi Bumi. Untungnya, asteroid ini hanya terbang melintas di dekat Bumi.
Asteroid Sebesar Lapangan Bola yang Menuju Bumi Berpotensi Merusak
Sesuai dengan penjelasan Lindlley Johnson selaku pejabat Planetary Defence NASA, asteroid 2019 OK memiliki diameter antara 56-130 meter. Ukurannya memang sangat besar, maka tak heran jika timbul kekhawatiran.
Asteroid ini mendekati Bumi dengan jarak hanya 0,00052 unit astronomi atau seperlima jarak Bumi dan Bulan. Temuan asteroid 2019 OK pada jarak di bawah 100.000 kilometer dengan Bumi ini memang sangat tidak lazim.
Baca juga: Bahaya Asteroid Tabrak Bumi, NASA cs akan Antisipasi dengan Cara Hantam Gunakan Pesawat
Dengan jarak yang sangat dekat dan memiliki ukuran besar, tentu akan meninggalkan dampak yang mengerikan di Bumi. Diketahui, apabila asteroid 2019 OK menabrak Bumi, maka akan menghancurkan sebuah kota.
Asteroid sebesar lapangan bola menuju Bumi ini sendiri pertama kali ditemukan Observatorium Pan-STARRS pada 28 Juni 2019. Akan tetapi, pada pengamatan selanjutnya, 2019 OK tak terdeteksi teleskop robotik Pan-STARRS secara otomatis karena pergerakannya kurang dari satu derajat per hari.
Kemudian pada 25 Juli, 2019 OK bisa kembali terdeteksi. Hal yang mengerikan karena kala itu 2019 OK memiliki gerak orbit yang sangat cepat, yakni sekitar 88.500 kilometer per jam.
Alasan Asteroid 2019 OK Sulit Dilacak
Dalam email internal antara para karyawan NASA turut membahas mengenai alasan mengapa asteroid 2019 OK tidak bisa langsung terdeteksi. Hal tersebut sebagaimana yang diherankan oleh publik.
Adapun faktor yang menjadi alasannya yaitu masalah cuaca dan letak Bulan yang menutupi asteroid. Maka tidak heran jika asteroid sebesar lapangan bola menuju Bumi ini tak bisa terlacak secara cepat.
Paul Chodas dari Jet Propulsion Laboratory NASA pun mengakui bahwa sistem pendeteksi yang dimiliki NASA kelolosan dalam mengamatinya. Tentu saja hal tersebut menjadi cambukan sekaligus peringatan bagi NASA.
Seperti yang diketahui, NASA sudah berulang kali mengingatkan mengenai pentingnya mendeteksi asteroid yang membahayakan Bumi sejak dini. Dengan demikian, NASA diharapkan segera memperbaiki sistemnya agar bisa melacak secara cepat dan semakin canggih.
Sekilas untuk diketahui, asteroid dengan ukuran yang besar seperti ini diprediksi hanya akan menabrak Bumi rata-rata tiap 100.000 tahun sekali. Dengan demikian, asteroid ini tak akan menuju Bumi lagi setidaknya selama 200 tahun mendatang.
Teknologi Pendeteksi Asteroid
Asteroid 2019 OK terdaftar di Near-Earth Object Confirmation Page (NEOCP) Minor Earth Center sebagai S511618. Setelah dikonfirmasi, daftar tersebut diumumkan ke publik hanya selang tiga jam tersisa sebelum pendekatan pada 25 Juli 2019.
Baca juga: 3 Asteroid Melintasi Bumi dengan Jarak Terdekat Sepanjang Sejarah
Asteroid sebesar lapangan bola menuju Bumi yang sempat mengancam ini tak hilang dalam sorotan Matahari. Meski begitu, hal tersebut tidak menguntungkan untuk instrumen survei yang berada di belahan Utara Bumi karena bulan yang cerah dan arah langit di konstelasi Capricornus.
Principal Investigator NASA, Dante Lauretta menjelaskan bahwa Bumi setiap harinya dihantam oleh asteroid. Hanya saja, ukurannya kecil sehingga asteroid tersebut terbakar di atmosfer.
Walau ukurannya kecil, namun asteroid tersebut tetap bisa menyebabkan kerusakan. Hal ini sebagaimana yang terjadi di Chelyabinks. Semakin kecil ukuran asteroid, maka semakin sulit dilacak.
Teknologi yang digunakan untuk mendeteksi asteroid kecil maupun asteroid sebesar lapangan bola menuju Bumi pun dipercanggih oleh US National Science and Technology Council dengan meluncurkan National Near-Earth Object Preparedness Strategy and Action Plan.
Teknologi tersebut digunakan untuk mengkoordinasikan upaya selama 10 tahun ke depan. Dengan demikian, Bumi bisa terhindar dari ancaman serangan asteroid. Prediksi memang lebih baik.
Tak hanya meningkatkan deteksi, teknologi tersebut juga digunakan untuk identifikasi NEO. Teknologi ini akan langsung menangkis jalur NEO, mempererat kerja sama internasional dan protokol apabila terjadi tabrakan asteroid.
Dengan semakin canggihnya teknologi yang digunakan, maka diharapkan asteroid sebesar lapangan bola menuju Bumi bisa terdeteksi secara lebih cepat. Tak hanya itu, segala bentuk ancaman dari ruang angkasa juga diharapkan bisa diatasi sejak dini. (R9/HR-Online)