Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Akibat kekeringan akibat kemarau, warga di Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, kini mengalami kesulitan air bersih. Warga terpaksa harus mencari air bersih sampai ke desa tetangga. Bahkan ada juga yang mengambil air ke pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap dengan menggunakan perahu.
Kepala Desa Bagolo, Rahman, mengakui kondisi daerahnya yang tengah kesulitan air bersih. Menurutnya, sebagian besar sumur milik warganya saat ini sudah mengalami kekeringan akibat kemarau.
“Warga kami mencari air bersih ada yang ke daerah Desa Pamotan dengan cara membeli. Ada pula warga yang mencari air bersih ke pulau Nusakambangan dengan melintasi laut menggunakan perahu,” ujarnya, kepada HR Online, Sabtu (17/08/2019).
Menurutnya, ada sekitar 60 KK yang sering bolak-balik ke pulau Nusakambangan hanya sekedar untuk mencari air bersih. “Yang 60 KK itu rutin setiap hari mengambil air ke Nusakambangan. Karena ngambil air dari sana tidak usah membeli,” katanya.
Sementara itu, Ujang, warga Bagolo, yang juga seorang Nelayan, mengaku untuk memenuhi kebutuhan air keluarganya selalu mengambil dari pulau Nusakambangan. Untuk sampai ke pulau itu, dia harus mengunakan perahu mesin dengan jarak tempuh sejauh 7 kilometer.
“Kalau ngambil air, saya pakai jerigen ukuran 40 liter. Setiap hari saya membawa 8 sampai 10 jerigen untuk kebutuhan air bersih di rumah,” ujarnya.
Namun begitu, Ujang pergi ke pulau Nusakambangan tidak hanya sekedar mengambil air bersih, tetapi juga sekalian melakukan rutinitasnya menjala ikan di laut.
“Kalau saya sih tidak terbebani mengambil air ke pulang Nusakambangan. Karena biasanya pun pergi melaut. Hanya sekarang ada beban tambahan sambil mencari air bersih atau tidak hanya menjala ikan saja,” katanya.
Dari informasi yang dihimpun, sumber air di pulau Nusakambangan masih melimpah, meski sedang dilanda kemarau panjang. Warga yang mengambil air bersih ke pulau itu tidak hanya warga Bagolo saja, tetapi ada juga warga Majingklak dan Pamotan.
Di pulau yang dikenal sebagai tempat penjara narapidana kelas kakap ini, masih banyak terdapat hutan yang cadangan airnya melimpah. Di Pulau Nusakambangan pun terdapat permukiman penduduk. Namun jumlahnya tidak banyak. (Ntang/R2/HR-Online)