Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Ruas jalan penghubung baru Desa Mulyasari-Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, kini kondisinya semakin memprihatinkan. Pasalnya, jalan yang belum setahun dibangun sudah banyak yang retak di beberapa titik.
Lokasi jalan yang berada di lereng Gunung Sangkur itu merupakan jalur alternatif bagi warga Mulyasari menuju ke Banjar kota. Sementara, di beberapa titik jalan rawan terjadi longsor saat musim hujan tiba nanti.
Pantauan Koran HR di lapangan, sebelumnya jalan yang sudah retak itu sempat ditambal oleh pihak terkait. Namun, tidak lama kemudian beberapa retakan sebelumnya hingga saat ini justru semakin membesar. Hal itu pun dikeluhkan warga serta pengguna jalan.
Rian, salah seorang warga, mengatakan, dirinya sering melintas di jalur tersebut sejak dibangun setahun terakhir. Namun, adanya retakan di beberapa titik menimbulkan kekhawatiran baginya, apalagi beberapa titik dikenal rawan longsor.
“Ini masih musim kemarau ya, mungkin kalau sudah masuk musim hujan retaknya bisa semakin parah. Airnya pasti nanti semakin deras karena di atas banyak pohon yang ditebang,” katanya, kepada Koran HR, Selasa (20/08/2019).
Rian pun berharap, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dinas terkait membuat tebing penahan tanah (TPT) di lokasi yang retakannya semakin membesar. Sebab, jika hanya ditambal bisa retak lagi.
“Contohnya sekarang hanya ditambal seperti ini, tapi malah retak lagi. Ini jadi catatan agar ke depannya tidak seperti ini lagi,” ucap Rian.
Hal senada dikatakan Aisah, warga lainnya yang menginginkan adanya penanganan lebih lanjut dari pemerintah, yakni berupa tebing penahan, terutama pada bagian jalan yang retak.
“Supaya tidak retak lagi saya kira selain ditambal, juga harus ada tebing penahannya. Sebab, tanahnya seolah-olah labil. Apalagi di beberapa titik ada riwayat longsor, dan ini juga masih kemarau, nanti kalau hujan bisa saja terjadi,” kata Aisah. (Muhafid/Koran HR)