Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-Kepala Puskesmas Mangunjaya Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Suheryanto, memastikan jumlah korban keracunan makanan di Dusun Cirapuan, Desa Sidangjaya, Kecamatan Mangunjaya, seluruhnya berjumlah 48 orang.
Data itu, kata Suheryanto, berdasarkan pasien yang masuk ke puskesmas hingga hari Kamis (22/08/2019). Menurutnya, memang terjadi penambahkan jumlah korban keracunan yang semula 43 orang menjadi 48 orang.
“Jadi hari Kamis (22/08/2019) ini ada penambahan 5 korban dan sudah mendapat perawatan dari petugas medis kami,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan warga di Dusun Cirapuan, Desa Sidangjaya, Kecamatan Mangunjaya, dilaporkan mengalami keracunan makanan setelah menyantap hidangan di acara khitanan yang digelar warga setempat. Tuan rumah hajatan tersebut belakangan diketahui bernama Jangi.
Suheryanto menjelaskan dari 48 korban keracunan tersebut tidak seluruhnya dirawat di puskesmas. Karena ada beberapa korban yang sudah diperbolehkan pulang dan cukup dilakukan rawat jalan.
“Korban keracunan yang masih ditangani rawat inap di puskemas tinggal 20 orang. Sementara 28 orang sisanya dilakukan rawat jalan,” katanya.
Suheryanto juga menegaskan tidak ada korban keracunan yang dirujuk ke RSUD sebagaimana yang diberitakan HR Online sebelumnya (berita tersebut sudah kami perbaiki). Menurutnya, semua korban ditangani di Puskesmas Mangunjaya walaupun ruangan tidak mencukupi.
“Kami mendapat bantuan tempat tidur dan blankar dari Dinas Sosial Pangandaran. Meski beberapa korban sebelumnya harus ditangani di blankar dan tempat tidur tambahan, namun pelayanan medis dilakukan secara optimal,” katanya.
Suheryanto juga membenarkan bahwa dari 48 korban keracunan hanya 1 korban yang berjenis kelamin perampuan. Sementara 47 korban lainnya laki-laki.
“Memang betul pasien perempuan hanya atas nama Ny. Pawid (40) saja. Lantas, kenapa itu bisa terjadi, kita tunggu saja hasil penyelidikan kepolisian. Karena kami hanya sebagai tenaga medis saja,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Ciamis AKBP Bismo Teguh Prakoso, turun langsung melakukan koordinasi untuk penanganan kasus keracunan tersebut. Dia juga menjenguk korban keracunan massal yang masih dirawat di Puskemas Mangunjaya, Kamis (22/08/2019).
Usai melakukan koordinasi dengan aparat pemerintah setempat, kepada wartawan, Bismo mengatakan, pihaknya turun langsung ke lapangan untuk memastikan apakah seluruh korban keracunan sudah mendapat penanganan medis atau belum.
“Barusan sudah koordinasi dengan puskesmas, dinas kesehatan, pemerintahan desa dan kecamatan bersama-sama menginventalisir agar semua korban keracunan makanan di hajatan tersebut sudah dipastikan mendapat penangan medis,” ujarnya.
Bismo mengungkapkan bisa saja ada warga yang menjadi korban keracunan namun tidak mau berobat ke puskesmas. Karena itu, dia ingin memastikan berapa jumlah korban sebenarnya dan semuanya harus mendapat penanganan medis.
“Jadi tadi kami cek semuanya. Termasuk menginventarisir berapa orang yang menyantap makanan di hajatan tersebut. Kalau ada yang belum dibawa ke puskemas, maka petugas medis harus turun tangan. Intinya semua korban harus bisa diselamatkan,” ungkapnya.
Sementara terkait penyelidikan kasus keracunan tersebut, Bismo mengatakan, pihaknya sudah mengambil sampel makanan yang diduga sebagai penyebab karacunan. Sampel makanan itu diambil dari sejumlah makanan yang dihidangkan pada acara hajatan khitanan di rumah Jangi.
“Sampel makanan itu kini sedang dicek di laboratorium Labkesda Ciamis. Hal itu untuk memastikan apakah pada makanan tersebut terdapat unsur-unsur berbahaya atau ada bakteri berbahaya dan mungkin juga ada penyebab lain,” ujarnya.
Menurut Bismo, untuk memastikan penyebab keracunan, pihaknya harus menunggu hasil uji laboratorium selama dua minggu. “Kita tunggu saja hasilnya. Yang pasti, kami akan mengungkap penyebab keracunan ini hingga tuntas dan terang benerang. Tentu akan dianalisa juga apakah ada unsur pidana atau tidak,” pungkasnya. (Mad/R2/HR-Online)