Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Hasil pertanian kopi di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ternyata cukup besar. Dalam setahun mampu menghasilkan 720 ton. Namun begitu, usaha pertanian kopi di Ciamis belum menjanjikan, karena petani masih kesulitan menjual hasil panen.
Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya, mengatakan, potensi pertanian yang dimiliki Kabupaten Ciamis, salah satunya pertanian kopi, sebenarnya bisa berkembang maju dan menjadi tumpuan perekonomian warga. Namun, potensi itu sulit berkembang menyusul masih terkendalanya dalam hal pemasaran serta rendahnya harga jual.
“Pola usaha petani kopi di Ciamis masih konvensional. Setelah hasil pertaniannya bisa dipanen dan kemudian dijemur, lalu dikemas dalam karung dan dijual. Selesai,” katanya, pada acara Fasilitasi Panen dan Sarasehan Kopi Ciamis di Dusun Ciuncal Blok Pangkalan, Desa Sukamantri Kecamatan Sukamantri, Selasa (6/8/2019).
Menurut Herdiat, kalau ingin berkembang, petani kopi di Ciamis harus meninggalkan pola lama. Dia mengatakan, ketika terkendala akses pemasaran dan harganya pun dijual rendah, petani kopi harus berani mengolah sendiri hasil panennya untuk menjadi sebuah produk jadi.
“Tentunya dengan memiliki kemasan menarik dan branding yang menarik pula. Kalau sudah mampu mengolah kopi menjadi sebuah produk jadi, kami yakin tidak akan sulit dipasarkan. Apalagi kalau produk kopinya memiliki cita rasa yang enak,” ungkapnya.
Herdiat melanjutkan, hasil pertanian kopi di Ciamis yang mampu menghasilkan 720 ton pertahun terbilang luar biasa. Bahkan jumlah tersebut hampir setara dengan daerah-daerah lain penghasil kopi.
“Di Ciamis ini banyak daerah yang berada di dataran tinggi. Dan untuk menanam kopi sangat cocok. Jadi sebenarnya ini potensi luar biasa. Kami dari pemerintah daerah akan segera memikirkan langkah strategis untuk membantu pertanian kopi di Ciamis agar lebih berkembang,” ujarnya.
Namun begitu, lanjut Herdiat, di Ciamis sudah ada beberapa komunitas petani kopi yang berani membuat produk jadi. Bahkan, produk kopi dari Ciamis perlahan sudah mula dikenal di beberapa daerah.
“Jadi, kami ingin menambah komunitas petani kopi di Ciamis yang berani membuat produk jadi. Karena langkah itu cukup menjanjikan. Minimalnya bisa membuka lapangan pekerjaan dan membuat petani lebih sejahtera,” katanya.
Sementara itu, acara panen kopi ini digelar oleh Asosiasi Petani Kopi Sinar Pangkalan. Acaranya bertempat di lahan seluas 4 hektar.
Di lahan pertanian yang dikelola oleh 19 orang anggota ini menanam kopi jenis robusta. Dalam setiap panen komunitas petani kopi ini menghasilkan 2.5 ton dan per 1 kilogramnya dijual sekitar Rp 35 ribu. (Fahmi2/R2/HR-Online)