Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Bagi sebagian orang, daun sente gunung hanya berguna untuk pakan ikan ataupun hanya sebagai tanaman di pekarangan. Tapi tidak bagi Yusuf Supian (32), warga RT. 03/03, Dusun Cijurey, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat.
Tak banyak yang tahu kalau daun sente gunung atau daun kajar yang gampang ditemukan di kawasan pegunungan itu, ternyata bisa menjadi bisnis yang menjanjikan hingga menghasilkan uang puluhan juta rupiah. Bahkan penjualannya sampai ke Australia.
Seperti halnya yang dilakukan Yusuf, saat ditemui Koran HR, Selasa (20/08/2019) sore, ia sedang sibuk menata daun sente yang diambilnya dari area perkebunan karet di Kota Banjar, untuk dipilih dan dijemur di halaman rumahnya.
“Ini daun sente atau daun kajar saya ambil dari gunung di sekitar sini. Sekarang lagi dipilih dulu sebelum dikeringkan,” katanya.
Di tengah kesibukanya itu, Yusuf menceritakan pengalamanya sebagai pengusaha daun sente yang sudah ditekuninya selama setengah tahun ini. Awalnya ia diajak temannya mencari daun sente untuk dijual. Karena memang di daerahnya banyak ditemukan tanaman tersebut.
Meski begitu, lanjut Yusuf, tak sembarang daun sente bisa diambil dan bernilai jual. Hanya daun sente gunung atau kajar saja yang bisa diproduksi. Sedangkan, daun sente yang banyak tumbuh di pekarangan rumah tidak bisa diolah dan tidak laku.
Dia menjelaskan, untuk membedakan antara daun sente kampung dan sente gunung yakni, daun sente gunung selain hanya tumbuh di kawasan perkebunan karet, daunya berbentuk lebar dan setelah proses pengeringan warnanya akan berubah menjadi kuning agak kecoklatan. Berbeda dengan sente kampung yang berdaun kecil dan berwarna coklat.
Yusuf juga mengungkapkan, dirinya pun tak perlu bersusah payah mencari bahan baku, karena hampir setiap hari ia mendapatkan tumbuhan daun sente di kawasan pegunungan yang ada di Kota Banjar.
“Dulu pernah coba tanam di kebun sekitar rumah, tapi hasil daunya tidak maksimal. Mungkin karena tanahnya berbeda sama tanah gunung, atau bisa juga faktor cuacanya terlalu panas,” tuturnya.
Namun, Yusuf tidak terlalu khawatir kehabisan bahan baku, karena setelah daun sente diambil atau dipetik, hanya dalam waktu dua bulan saja tanaman tersebut akan terus berkembang lagi.
Adapun untuk proses pengeringan, setelah daun sente dikumpulkan, kemudian dipilih dan dijemur selama satu hari. Setelah agak kering, baru digantung dan dianginkan. “Dijemurnya tidak boleh terlalu kering soalnya nanti mudah rusak, makanya dianginkan biar rada lembab,” jelasnya.
Saat ini dirinya sudah mampu memproduksi sebanyak 1,5 ton daun sente kering dalam setiap bulannya, dan dijual ke daerah Jombang dengan harga per kilogram senilai Rp20 ribu.
“Hampir tiap bulan saya kirim, dari sini dibawa ke Jombang dulu, ditampung semua di sana, baru kemudian dikirim ke Australia,” terangnya.
Saat ditanya kegunaan daun sente, menurut Yusuf, berdasarkan informasi yang didapatnya, di Australia daun tersebut nantinya akan dijadikan sebagai bahan herbal. Dirinya pun berharap ke depan usahanya ini semakin lancer dan berkembang. (Muhlisin/Koran-HR)