Kejahatan siber ternyata tidak henti-hentinya menyerang perangkat elektronik, baik itu terhadap komputer maupun ponsel pintar. Kabar terbaru, sebuah penelitian mengungkap virus ransomeware mampu menyerang kamera DSLR.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman Check Point, penelitian yang dilakukan para ahli keamanan ini mengungkapkan terdapat varian dari virus ransomeware ternyata bisa dipasang pada kamera DSLR.
Dalam penelitiannya itu, mereka mengklaim mampu memasang malware tersebut dengan sangat mudah ke kamera melalui metode transfer gambar yang sudah ada, atau menggunakan cara Picture Transfer Protocol.
Menurut laporan dari salah satu peneliti, metode ini dianggap paling ampuh dan ideal untuk mengirim malware ke kamera DSLR. Bahkan, metode ini tidak terautentikasi serta dapat dipakai melalui Wi-Fi maupun USB.
Apalagi, kata Ia, pemanfaatan Picture Transfer Protocol yang sudah terjangkit malware bisa disebarkan secara nirkabel kepada korban, bahkan bisa ditularkan kepada komputer korban.
Sedangkan dalam penelitian itu, kamera DSLR yang rentan terserang adalah Canon Eos 80D melalui fitur Wi-Fi yang ada di dalamnya. Selain bisa merusak foto yang ada Memory Card, juga membuat akses ke foto itu sulit dilakukan.
Pola kejahatan siber ini, kata peneliti yang bernama Eyal Itkin, memanfaatkan foto pribadi yang sering disimpan oleh kebanyakan orang pada memori kartu kamera. Kondisi ini menjadi lahan basah mereka untuk melakukan aksinya dan meminta tebusan agar foto yang terinfeksi virus bisa kembali normal.
Dari hasil penelitian ini, Checkpoint pun sudah melaporkannya kepada Canon pada Maret 2019 lalu. Kemudian, pada Agustus 2019 Canon juga mulai mengingatkan semua penggunanya untuk menghindari penggunaan Wi-Fi serta mematikan fungsi jaringan pada kamera ketika tidak dipakai.
Selain soal itu, Canon juga mengingatkan penggunanya untuk memasangkan security patch terbaru pada kamera mereka.
Dari penelitian ini, celah keamanan baru mengancam pada kamera yang dibuat oleh Canon. Kendati demikian, merek kamera DSLR lain juga berpotensi terserang ransomware. Karena itu, pengguna diimbau untuk lebih hati-hati dan waspada. (Muhafid/R6/HR-Online)