Peneliti dari Dexeus Women’s Health Barcelona, mengungkap sebuah temuan terbaru terkait sperma manusia dalam kegiatan tahunan European Society of Human Reproduction and Embryology.
Temuan itu terkait kemampuan sperma bertahan hidup dalam kondisi lingkungan tanpa gravitasi. Dalam kondisi itu juga, sperma manusia dapat memertahankan kelangsungan hidupnya.
Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan sample sperma manusia yang kemudian ditempatkan dalam penerbangan pesawat parabola dengan mikro gravitasi.
Peneliti menjalin kerjasama dengan para insinyur mikro gravitasi Universitas Politeknik Barcelona. Sedangkan untuk penerbangan, peneliti melibatkan Aeroclub Barcelona-Sabadell.
Para peneliti melangsungkan serangkaian tes untuk menguji kesuburan sperma. Pengujian itu meliputi motilitas, morfologi, vitalitas dan fragmentasi DNA.
Hasilnya, ditemukan tidak ada perbedaan yang terjadi pada sampel sperma yang dimasukkan dalam penerbangan mikro gravitasi dengan sampel sperma yang dikontrol di bumi.
Ketua Peneliti Dexeus, Dr. Montserrat Boada, berpendapat, kondisi itu memungkinkan pemindahan sprema ke luar angkasa. Termasuk memungkinkan penciptaan bank sperma manusia di luar bumi.
Montserrat menuturkan, penelitian yang dilakukannya masih menggunakan sampel sperma beku, bukannya sperma segar. Namun, beberapa studi menunjukkan penurunan yang signifikan dalam motilitas sampel sperma segar.
Lebih lanjut, Montserrat menyebutkan, tidak ada laporan tentang efek yang mungkin terjadi dari perbedaan gravitasi pada sperma beku. Menurutnya, penggunaan sampel sperma beku hanyalah langkah awal dalam penyelidikan yang lebih komprehensif.
Kedepan, Montserrat menambahkan, pihaknya berencana melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan sampel sperma manusia segar dalam skala lebih besar dan periode mikro yang lebih lama. (Deni/R4/HR-Online)