Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Fenomena gerhana bulan yang muncul pada Rabu (17/7/2019) dini hari disambut warga Ciamis dengan melaksanakan takbiran dan salat khusuf (salat gerhana bulan) di masjid kampungnya masing-masing.
Seperti halnya dilakukan di Dusun Guha. RT 18 RW 07 Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Sejak pukul 03.00 WIB, terdengar pengeras suara masjid di lingkungan setempat mengumandangkan takbir. Suasana pun menyerupa malam takbir pada Hari Raya Idul Fitri. Setelah takbiran, jemaah masjid melaksanakan salat khusuf atau salat gerhana bulan secara berjamaah.
Pantauan HR Online, takbiran dan salat khusuf berjamaah itu diikuti oleh bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak. Sebelumnya, pihak masjid mengumumkannya terlebih dulu supaya warga mengetahuinya dan datang ke masjid.
“Sebelumnya, para jamaah diberi pengarahan terlebih dulu tata cara shalat khusuf oleh imam. Mengingat shalat tersebut jarang dilaksanakan, hanya dilakukan saat terjadi gerhana saja,” kata salah satu jamaah masjid di lingkungan Dusun Guha RT 18 RW 07 Desa Handapherang, Aep Saepudin.
Kata Aep, shalat khusuf sendiri terdiri dari 2 rakaat. Berbeda dengan salat sunah lain, dalam setiap satu rakaat salat khusuf dilaksanakan dua kali membaca Al Fatihah dan membaca surat pendek.
“Yang kedua kalinya itu dilaksanakan setelah melaksanakan rukuk. Setelah selesai salat kemudian dilaksanakan khutbah tentang gerhana bulan,” ucapnya.
Menurutnya, gerhana bulan merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah. Sehingga setiap ada gerhana bagi umat muslim sudah seharusnya memperbanyak ibadah, zikir, sodaqoh, termasuk takbiran dan shalat.
“Ini sebagai pengingat bagi kita semua, supaya terus mengingat sang pencipta. Dan senantiasa meningkatkan ibadah kita. Dengan beribadah semoga dijauhkan dari segala musibah,” jelasnya.
Berdasarkan laman resmi BMKG, gerhana bulan sebagian dimulai pada pukul 03.01 WIB, puncaknya pukul 04.30 WIB, dan berakhir pada 05.59 WIB. Gerhana bulan sebagian merupakan peristiwa terhalangnya penampakan bulan oleh bayangan Bumi sehingga cahaya Matahari tidak sampai ke Bulan. Peristiwa ini bisa terjadi hanya jika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus. (Jujang/R7/HR-Online)