Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Anggaran peningkatan Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Ciamis dinilai anggota komisi II DPRD Ciamis, Ipah Hudaifah sangat minim.
Menurutnya, dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Ciamis, program pengembangan IKM mendapat alokasi anggaran Rp 1,5 Miliyar untuk 5 tahun ke depan.
“Artinya, rata-rata pertahun untuk peningkatan IKM hanya sebesar Rp 300 juta. Pertanyaannya, apakah mungkin usaha ekonomi kerakyatan dapat berkembang pesat jika anggarannya sebesar itu,” ujar Ipah, Rabu (31/7/2019).
Begitu juga dengan anggaran koperasi, sebagai lembaga kerakyatan yang mampu memberikan kontribusi besar dalam peningkatan ekonomi rakyat, kata Ipah, Pemda malah memberikan anggaran minim.
Dikatakan Ipah, program peningkatan koperasi hanya mendapat alokasi anggaran Rp 2,9 Miliyar untuk 5 tahun ke depan. Berarti anggaran untuk peningkatan kualitas kelembagaan koperasi rata-rata pertahun hanya sebesar Rp 580 juta.
“Ini sangat minim, berbanding terbalik dengan peran koperasi yang memberikan kontribusi nyata terhadap kemandirian ekonomi dan kesejahteraan untuk masyarakat, tapi pendanaannya sangat sedikit,” tegasnya.
Kemudian, lanjutnya, program pengembangan sentra-sentra Industri Kecil Menengah yang potensial hanya dianggarkan Rp 1,1 Miliyar dalam periode 5 tahun, artinya rata-rata mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 220 juta per tahun.
“Saya memandang bahwa dengan alokasi anggaran yang sangat minim rasanya sentra-sentra industri potensial tidak mungkin dapat berkembang dengan pesat,” ungkapnya.
Pihaknya berkesimpulan, visi dan misi yang disusun Pemerintah Kabupaten Ciamis tidak berbanding lurus dengan target anggaran yang direncanakan.
“Oleh karena itu, saya akan senantiasa mendorong dan mengingatkan pemerintah supaya Visi RPJMD pemerintah bisa direalisasikan,” tandasnya. (Jujang/R7/HR-Online)