Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Jumlah pemohon kartu pencari kerja atau AK-1 pasca Lebaran Idul Fitri 2019 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Terhitung sejak tanggal 10-18 Juni ini, jumlah pemohon sudah mencapai 395 orang. Kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah hingga akhir bulan ini.
Kepala Seksi Penempatan dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Banjar, Hera Rahmatin Barokah, mengatakan, sejak Ramadhan, yakni bulan Mei 2019, tepatnya setelah keluar surat kelulusan sekolah tingkat SMA/SMK, pemohon kartu pencari kerja sudah mulai meningkat, jumlahnya mencapai 241 orang.
“Membludaknya pas masuk kerja pasca libur Lebaran. Jumlah per hari rata-rata mencapai 30 orang, sedangkan kalau hari-hari biasa paling 15 orang. Sedangkan, tahun 2018, pasca kelulusan sekolah jumlah pemohon 375 orang, dan pasca Lebaran 482 orang, tapi jumlah sebanyak itu terhitung sampai akhir bulan. Kalau sekarang baru juga seminggu sudah mencapai 395 pemohon. Jadi kemungkinan jumlahnya akan lebih banyak dibanding tahun kemarin,” terangnya, kepada Koran HR, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/06/2019).
Lebih lanjut Hera menjelaskan, mereka yang membuat kartu kuning kebanyakannya yang baru lulus sekolah, terutama SMK, dan akan melamar kerja ke luar kota. Mereka rata-rata akan melamar kerja ke perusahaan-perusahaan atau pabrik yang ada di daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.
Ada dua alasan kenapa mereka mencari lowongan kerja (loker) di luar daerah. Pertama, karena diajak oleh saudara atau temannya yang sudah lebih dulu bekerja, dan kedua dari segi pendapatan yang lebih besar. Karena memang upah di daerah tersebut sudah UMR (Upah Minimum Regional).
Meski begitu, kata Hera, pihak Disnaker Kota Banjar terlebih dahulu selalu menawarkan untuk mengikuti pelatihan kerja di BLK (Balai Latihan Kerja) ke setiap pencaker yang memohon kartu AK-1. Hal itu agar pencaker bisa mendapatkan keahlian tambahan dengan dilengkapi sertifikat yang dapat dilampirkan dalam surat permohonan kerjanya.
Jenis keahlian yang diberikan dalam pelatihan di BLK Kota Banjar diantaranya pelatihan menjahit, perbengkelan, las, perkayuan, dan pengolahan hasil pertanian (PHP), dalam hal ini prosesing makanan.
“Pelatihan tahap satu dan dua sudah berjalan, dan sekarang tahap dua di wilayah Desa Rejasari, ada empat titik lokasi. Setelah beres mengikuti pelatihan, kami juga memberikan sertifikat kompetensi,” kata Hera.
Pihaknya juga terlebih dahulu selalu mengarahkan para pemohon AK1 untuk melamar ke sejumlah perusahaan di wilayah Kota Banjar dan di daerah sekitarnya yang membuka lowongan pekerjaan.
Selain itu, langkah-langkah yang diambil oleh Disnaker maupun BLK yaitu dengan penyebarluasan informasi melalui desa/kelurahan maupun melalui kegiatan-kegiatan lain, terkait informasi lowongan kerja dan pelatihan kerja.
“Itu selain melalui web yang kita punya. Kita juga bekerjasama dengan guru-guru BK di setiap SMK, dan yang ikut pelatihan juga banyak. Rencananya untuk tahap ketiga akan dilaksanakan akhir bulan ini. Ada empat kejuruan, yakni menjahit, PHP, perkayuan, dan las,” jelasnya.
Hera mengakui bahwa memang tidak semua pemohon kartu AK-1 mau mengikuti pelatihan kerja, atau melamar kerja di perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Banjar. Namun, setidaknya pihak Disnaker sudah menyarankan atau menginformasikan sebelumnya kepada mereka mengenai hal tersebut.
“Kita mengarahkan untuk pelatihan kerja sudah, menginformasikan mengenai lowongan kerja juga sudah, tapi itu kembali lagi ke masing-masing pencaker. Hanya saja kita selalu berpesan agar mereka hati-hati ketika diajak kerja oleh temannya ke luar kota, terutama bagi perempuan. Jadi yang mengajaknya harus orang yang benar-benar sudah kenal dekat. Itu untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkas Hera. (Eva/Koran HR)