Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Seiring telah dicairkannya dana transfer tahap 1 pada awal Juni 2019 kemarin, Pemerintah Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar langsung melaksanakan sejumlah bidang kegiatan.
Diketahui pencairan tahap I ini jumlahnya sekitar Rp 1,50 miliar dari total dana transfer yang diterima tahun 2019 sebesar Rp 4,9 miliar. Dari total anggaran sebesar itu, Pemerintah Desa Kujangsari juga mengalokasikan biaya tak terduga, seperti untuk cadangan dana sosial bencana senilai Rp 60 juta lebih.
Hal itu dikatakan Kepala Desa Kujangsari, Mujahid, didampingi sekretarisnya, Aris Munandar, saat ditemui Koran HR di ruang kerjanya pekan lalu, bahwa dari total anggaran dana transfer sebesar Rp 4,9 miliar itu, sebagiannya disisihkan untuk cadangan dana sosial bencana yang dimasukkan pada alokasi biaya tak terduga.
“Ya, tahun ini Desa Kujangsari menganggarkan dana cadangan sosial atau penanggulangan bencana sekitar Rp 60 juta lebih. Biaya itu termasuk biaya alokasi belanja tak terduga,” katanya.
Dia juga menjelaskan, jika di tahun 2019 ini terjadi bencana, misal tanah longsor, anging puting beliung, banjir, dan sebagainya, maka warga terkena dampak akan mendapat perhatian dari pemerintah desa berupa bantuan sosial sebagai bentuk penanggulangan bencana.
“Bantuan sosial bagi korban bencana yang kami berikan nantinya berupa barang atau material. Besaran nilai yang diberikan tentu disesuaikan dengan kerusakan yang terjadi di lapangan, yaitu ringan, sedang dan berat,” terang Mujahid.
Namun, jika di tahun anggaran 2019 ini tidak terjadi bencana, maka dana yang sudah disiapkan untuk penanggulangannya akan menjadi silpa 2019, dan akan dialokasi untuk kegiatan serupa di tahun berikutnya, atau masuk dalam APBDes 2020.
“Yang jelas, dana bencana disiapkan, sebagaimana intruksi dan kewajiban yang harus diberikan pemerintah terhadap warganya,” ujar Mujahid.
Sekretaris Desa Kujangsari, Aris Munandar, menambahkan, besaran dana bantuan sosial bencana yang telah dianggarankan pihaknya disesuaikan dengan kemampuan keuangan desa.
“Kita anggarkan dana bencana sebesar Rp 60 juta. Kiranya bermanfaat dan semuanya untuk kepentingan pelayanan kepada warga dan pembangunan desa. Kita sih berharap tidak terjadi bencana,” katanya.
Aris memaparkan, anggaran yang ada diterima desanya akan dipergunakan untuk empat bidang kegiatan, yakni penyelenggaraan pemerintahan desa, pemberdayaan masyarakat, pembinaan masyarakat, dan pembangunan fisik. Ditambah bidang penanggulangan bencana yang masuk kategori belanja tak terduga.
“Tahap 1 ini kita sudah cairkan 40 persen dari total dana yang diterima tahun 2019. Kita sudah cairkan Alokasi Dana Desa sebesar Rp 1,27 miliar, sedangkan untuk Dana Desa belum, mungkin setelah Lebaran,” pungkas Aris. (Nanks/Koran HR)