Berita Banjar (harapanrakyat.com),- IPNU Banjar berencana akan menggelar Pesantren Kilat Ramadhan yang berlangsung pada 9-19 Mei 2019. Kegiatan yang rencananya digelar di Gedung PCNU Kota Banjar tersebut diikuti oleh anak-anak sekitar gedung.
Ketua Panitia, Amirudin Syah, mengatakan, dalam rangka mengisi bulan ramadhan ini pihaknya sengaja menggelar kegiatan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan islam anak-anak, terutama di sekitar Gedung PCNU.
“Kita mengupayakan agar anak-anak sekitar sini ada kegiatan positif selain sekolah. Kalau mereka sudah pulang sekolah kan kosong, jadi bisa dimanfaatkan belajar bersama kita. Ini juga bagian dari salah satu program kerja IPNU bidang keagamaan,” kata Amir kepada Koran HR, Selasa (07/05/2019).
Ia menambahkan, untuk kuota sendiri ia menargetkan sebanyak 50 peserta yang berasal dari berbagai tingkatan, dari mulai TK hingga SMA. Sementara itu untuk pendaftaran tidak dipungut biaya alias gratis.
“Kita mulai kegiatannya sejak pukul 15.00 WIB hingga 17.30 WIB. Jadi, sambil menunggu buka puasa, kita belajar bersama, baik itu baca tulis Al Qur’an, hafalan surat-surat pendek, hafalan do’a-do’a, tadarrus Al Qur’an, mengenal sejarah kebudayaan Islam maupun belajar Tajwid Al Qur’an,” pungkasnya.
Nur Solihin, Ketua IPNU Kota Banjar, mengatakan, kegiatan ramadhan ini selain mengajarkan masalah keagamaan, juga nanti pada penutupan pihaknya bakal menggelar bakti sosial. Harapannya dengan ini anak-anak bisa tumbuh rasa saling menghormati, menghargai, dan toleran terhadap sesama.
“Mudah-mudahan kalau nanti ada rezekinya kita membuat bakti sosial untuk anak yatim maupun piatu di sini. Melalui acara ini kita juga berharap anak-anak di Kota Banjar, khususnya di sini bisa mengenal agama islam lebih dekat lagi agar ke depan tidak tersesat dengan pemahaman yang tidak sesuai,” imbuhnya.
Ia menambahkan, IPNU Kota Banjar menyatakan kesiapannya bersama-sama pelajar yang ada di Kota Banjar untuk saling berbagi pengetahuan keagamaan di berbagai sekolah yang ada, mulai dari tingkat SD hingga SMA sederajat.
Hal itu, kata Nur Solihin, merupakan tekad IPNU untuk mengawal para pelajar supaya tidak terkontaminasi dengan pemahaman keagamaan yang berpotensi tidak searah dengan prinsip kebangsaan.
“Memang ini sebuah tantangan cukup berat bagi kami, tapi akan kami terus lakukan sebagaimana misi kami untuk mengenalkan ajaran islam Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyyah yang mana menjunjung tinggi NKRI,” pungkasnya. (Muhafid/Koran HR)