Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ciamis bersama Pimpinan Pondok Pesantren, Multaqo Ulama Ciamis, Ormas dan Cendikiawan Islam di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menyepakati untuk menjaga kondusifitas Ciamis pasca digelarnya Pemilu 2019, Kamis (16/05/2019). Dalam pertemuan itu pun menyikapi wacana gerakan people power atau pengerahan massa yang akan menolak hasil Pilpres 2019.
Mereka berharap gerakan tersebut tidak terjadi. Indonesia, khususnya Kabupaten Ciamis, tetap kondusif pasca KPU menetapkan hasil Piplres. Pertemuan yang digelar di salah satu hotel di Ciamis itu, dihadiri perwakilan dari Pemkab Ciamis, Kepolisian, DPRD, Kodim dan unsur element lainnya.
Pertemuan itu menghasil 10 pernyataan sikap, diantaranya sepakat memanfaatkan momentum bulan Ramadhan untuk mencapai ketakwaan yang sempurna, mempererat silaturahmi sesama anak bangsa, menjauhi pertengkaran, perpecahan dan tindakan lainnya serta saling memaafkan satu sama lain.
Selain itu, dalam pernyataan sikap itu berikrar terus menumbuhkan komitmen kesetiaan kepada Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika serta berkomitmen menjaga keamanan, perdamaian dan situasi kondusif. Sepakat menghindari segala bentuk provokasi, fitnah dan kekerasan serta menaati aturan perundang-perundangan yang berlaku sebagai wujud hormat kepada pemerintah.
Poin terakhir, sepakat tidak terpancing dengan aksi yang inkonstitusional, baik langsung maupun tidak langsung, karena bertentangan dengan syiar islam. Pernyataan sikap itu pun nantinya akan disosialisasikan oleh para ulama, Pimpinan Ponpes dan Cendikiawan Muslim di Ciamis.
Sesepuh Ulama Ciamis, KH. Saeful Ujun, yang membacakan pernyataan sikap tersebut, mengatakan, apabila gerakan people power tidak baik menurut agama dan negara, maka pihaknya dengan tegas menyatakan tidak setuju.
“Kami juga mengajak kepada semua element bangsa untuk menerima keputusan KPU. Apapun hasil Pilpres yang akan diumumkan pada 22 Mei nanti. KPU merupakan lembaga resmi yang dilindungi undang-undang,” tegasnya.
Saeful menegaskan pihaknya tidak berharap NKRI hancur hanya gara-gara Pilpres. Untuk itu, kata dia, semua pihak agar mengutamakan kepentingan bangsa yang lebih besar ketimbang mementingkan kekuasaan.
“Bagi yang kalah, harus menerima dengan lapang dada. Sementara yang menang, harus menghormati dan merangkul yang kalah. Apabila benar ada curang, terima kecurangan. Sebab pada hakikatnya siapapun yang terpilih menjadi presiden merupakan ketetapan dari yang maha kuasa,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua MUI Kabupaten Ciamis, KH Ahmad Hidayat, menegaskan, dengan adanya pertemuan para ulama di Ciamis ini diharapkan tidak terjadi gerakan people power. Dia berharap situasi pasca pengumuman Pilpres nanti tetap kondusif.
“Kita semua tentu harus menerima keputusan KPU. Sebagai orang yang beriman, kita harus taqwa kepada ketentuan alloh, terlepas baik atau buruk,” ujarnya.
Ahmad pun berpesan warga Ciamis agar tidak ikut-ikutan berangkat ke Jakarta apabila terjadi pengerahan massa terkait hasil Pilpres. Menurutnya, lebih baik menahan diri dan kusyu beribadah untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan.
“Pertemuan ini tentunya tidak hanya sekadar bersilaturahmi, tetapi juga menyadarkan kita semua agar senantiasa melaksanakan tugas sebagai manusia, yaitu hidup untuk beribadah, mempererat silaturahmi kebangsaan, kenegaraan dan islamiah,” ujarnya,
Sementara itu, Kapolres Ciamis AKBP Bismo Teguh Prakoso, mengatakan, pihak sangat mengapresiasi pertemuan Multaqo Ulama Ciamis, Pimpinan Pondok Pesantren, Ormas dan Cendikiawan Muslim untuk bersama bersepakat menjaga kondusifitas Ciamis.
“Alhamdulilah, selama proses Pemilu kondisi di Ciamis tetap kondusif. Dan semua element masyarakat bersepakat untuk menjaga kondusifitas yang sudah terbangun ini. Sekarang bulan ramadhan, mari kita isi bulan suci ini dengan kegiatan ibadah dan keagamaan serta menjalin silaturahmi antar sesama untuk menjaga kedamaian,” pungkasnya. (Her2/R2/HR-Online)