Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Peringatan Hari Buruh Internasional yang jatuh setiap 1 Mei menjadi hari yang sangat bersejarah bagi Rasito Ahmad Riadi, seorang pengusaha konveksi di Dusun Maruyungsari, RT 16/07 Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang. Pasalnya, pabrik garmen pertama miliknya berdiri di Pangandaran ini diresmikan langsung oleh Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata, Rabu (1/5/2019).
Pabrik garmen tersebut berdiri di lahan seluas 1.660 m2. Saat pembukaan, dihadiri Kusnadi anggota DPRD Provinsi Jabar 2014-2019, dr. Erwin Thamrin, Camat, Danramil Padaherang, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Anggota DPRD Pangandaran Solihudin, Kabag Umum Dedih Rakhmat, Kabag Pengendalian Pembangunan Setda, MUI, Kepala Desa, serta tokoh masyarakat.
Direktur CV. Angkasa Cipta Mandiri, Rasito Ahmad Riadi, mengatakan, setelah diresmikan pabrik tersebut akan langsung beroperasi. Saat ini, pabriknya tersebut sudah melayani kebutuhan di wilayah Jabodetabek dan rencananya akan ekspor ke luar negeri untuk pakaian jenis kemeja.
“Kita mengerjakan khusus bahan pakaian kemeja. Saat ini sudah kerjasama dengan lokal dulu seperti Jabodetabek. Rencananya kita akan ekspor ke luar negeri,” jelas Rasito kepada Koran HR.
Rasito menambahkan, untuk target yang akan dicapai perputaran uang dalam sebulan bisa mencapai Rp. 500 juta hingga Rp. 1 miliar. Pihaknya membutuhkan tenaga kerja sebanyak 200 orang. Pihaknya pun memprioritaskan tenaga kerja daerah dengan komposisi 70 persen, dan 30 persen dari luar Pangandaran.
“Pekerja prioritas dari daerah sini bisa training terlebih dahulu dan langsung masuk kerja. Sebagai putra daerah sini, saya ingin memajukan dan membantu program pemerintah daerah dalam mensejahterakan masyarakat di bidang perekonomian,” pungkasnya.
Sementara itu, dr. Erwin M Thamrin, tokoh masyarakat yang juga keluarga Rasito, bahwa ia mengenal saudaranya sebagai salah satu korban urbanisasi yang mana bertekad hijrah ke kota. Seiring berkembangnya zaman, ternyata Rasito bisa membuktikan kesuksesannya bisa membuat peluang kerja di daerah asalnya.
“Untuk permulaan 200 mesin yang bisa dioperasikan. Apabila dengan penyablonan dan kancing tidak kurang 500 orang bisa terserap. Untuk tenaga kerja yang jauh sudah disiapkan mess atau pemondokan. Ini bentuk pengabdian kepada kampung halaman, mudah-mudahan bisa membangkitkan perekonomian Desa Maruyungsari, khususnya masyarakat Pangandaran,” ucapnya.
Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, mengatakan, infrastruktur jalan di Desa Maruyungsari masih belum bagus. Pihaknya tahun 2019 ini sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 3 miliar untuk pembangunan ruas jalan dari Paledah ke Maruyungsari, dan Rp. 3 miliar jalan Manganti Simpang Mangunjaya, serta tahun depan Rp 15 miliar dengan keyakinan tahun 2020 sudah beres.
“Dengan adanya pabrik garmen di Desa Maruyungsari ini, dengan minimal bisa menyerap 500 tenaga kerja ini luar biasa dari sisi ekonomi. Ini peluang kita untuk lebih mengembangkan lagi, apalagi daya beli di sini pasti bergeliat,” jelasnya.
Masih kata Jeje, saat ini untuk memenuhi daerah di luar bisa dari pelaku usaha Pangandaran. Hal itu membuktikan bahwa orang Pangandaran hebat.
“Ini pabrik garmen bukan yang merusak dan mengganggu lingkungan, malah justru berdampak luar biasa bagi Kabupaten Pangandaran. Kita itu tingkat penganggurannya terendah di Jawa Barat, yakni di angka 3-4 persen. Ini jelas akan mendongkrak angka pengangguran tersebut,” jelas Jeje Wiradinata lagi. (Mad/Koran HR)